Pengambilan Sampel Air Kali Rasmi untuk Uji Lab Sudah Dilakukan Sejak 2019

Kondisi kali rasmi di Kp. Pelaukan, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, Rabu (03/11) pagi
Kondisi kali rasmi di Kp. Pelaukan, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, Rabu (03/11) pagi

BERITACIKARANG.COM, KARANGBAHAGIA  – Camat Karangbahagia, Karnadi mengatakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi telah melakukan pengambilan sampel air Kali Rasmi. Hingga kini pihaknya masih menunggu hasil penelitian laboratorium, kandungan apa yang ada di aliran kali tersebut.

“Saya dapat informasi, pengambilan sample air sudah dilakukan di tahun 2019. Jadi sampai saat ini karena kami tidak memiliki kewenangan kami juga tidak mengetahui apakah kandungan air di kali tersebut memiliki kandungan limbah B3 atau tidak. Kami masih menunggu hasil uji lab yang dilakukan instansi terkait, untuk mengetehaui kandungan apa saja yang ada di aliran kali tersebut,” kata Karnadi, Rabu (03/11).

Bacaan Lainnya

BACA: Heboh! Kali di Kabupaten Bekasi Berbusa Bak Awan Berarak

Secara kasat mata, menurut dia tumpukan busa bak awan berarak yang muncul di aliran Kali Rasmi disebabkan derasnya aliran air yang jatuh dari pintu air. “Jadi air jatuh dari pintu air itu cukup deras sehingga mengeluarkan busa,” kata dia.

Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan penampakan kali yang penuh busa. Busa berwarna putih bak awan berarak itu menutupi seluruh kali. Selain berbusa, air juga hitam dan berbau. Bahkan, air di kali irigasi tersebut juga membuat gatal.

Berdasarkan penelusuran, peristiwa yang viral di Facebook itu terjadi di Kali Rasmi, Kp. Pelaukan, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia. Tumpukan busa itu muncul pada Selasa (02/11) pagi sekitar pukul 05.30 WIB.

Kendati tidak digunakan untuk Mandi Cuci dan Kakus (MCK), ada ratusan hektar lahan pertanian warga yang mengandalakan aliran kali tersebut sebagai pengairan sawah mereka.

“Dari hasil peneluruan di lapangan airnya nggak dipake MCK warga. Paling buat pertanian dan petani sendiri selama ini nggak pernah komplen (soal kondisi air kali),” kata Karnadi. (BC)

Pos terkait