BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) berencana memasukkan mata pelajaran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan coding ke dalam kurikulum sekolah. Kedua mata pelajaran ini akan menjadi pilihan, bukan mata pelajaran wajib, sebagai bagian dari upaya mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan abad ke-21.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, dalam kuliah umum bertema “The Future of Learning: How AI and Digital Literacy are Reshaping Basic Education” yang berlangsung di Fablab, President University Convention Center (PUCC), Kota Jababeka, Cikarang, Selasa (15/07). Dalam acara tersebut, Abdul Mu’ti menekankan pentingnya pengenalan teknologi AI sejak dini kepada para pelajar.
“Anak-anak kita perlu dikenalkan sejak dini kepada AI. Tapi untuk pelaksanaannya, (sekolah) yang siap saja yang melaksanakan. Karena, pada pelaksanaan kegiatannya, butuh alat-alat yang canggih, jaringan internet yang stabil, sedangkan kita ketahui, belum seluruh sekolah kita ini punya sarana itu,” ujar Abdul Mu’ti di hadapan ratusan mahasiswa President University.
BACA: Coding Bakal Masuk Kurikulum Sekolah, Apa Manfaat Buat Anak?
Mendikdasmen berharap penerapan mata pelajaran Artificial Intelligence/AI dapat membangun kemampuan dan kecerdasan digital anak-anak Indonesia. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya kreativitas sebagai elemen kunci dalam menciptakan inovasi di masa depan. Menurutnya, kreativitas tidak hanya menjadi dasar lahirnya ide-ide baru tetapi juga kunci untuk tetap relevan di era teknologi.
“Kreativitas mungkin tidak dapat diajarkan, tapi kita dapat menjadikannya sebagai kebiasaan. Kreativitas sering kali merupakan awal terbukanya lapangan kerja baru. Inilah saatnya untuk mengkombinasikan kreativitas dan keahlian dalam teknologi,” tegasnya.
Abdul Mu’ti juga mengingatkan bahwa meskipun Artificial Intelligence/AI mampu menciptakan berbagai hal seperti lagu atau karya seni, AI tidak memiliki perasaan. Perasaan manusia adalah sesuatu yang tidak dapat ditiru oleh mesin kecerdasan buatan. Hal inilah yang menurutnya menjadi keunggulan manusia di tengah kemajuan teknologi.
Ditambahkannya, meski perkembangan teknologi digital membawa banyak manfaat, Abdul Mu’ti juga mengingatkan dampak negatif yang dapat timbul, seperti fenomena “Brain Rot” yang kini menjadi kekhawatiran masyarakat. Ia menegaskan bahwa pendidikan karakter dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) adalah solusi untuk menangkal dampak negatif tersebut.
“Pendidikan karakter harus terus diperkuat agar generasi muda kita tidak hanya cerdas secara digital tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat,” tambahnya.
Sebelum memberikan kuliah umum, Mendikdasmen juga menyempatkan diri mengunjungi SMA Presiden, sekolah berasrama dengan pendekatan semi militer di bawah naungan Yayasan Pendidikan President University. Dia mengapresiasi fasilitas pendidikan yang disiapkan untuk membentuk karakter dan kompetensi siswa secara seimbang. Sehingga, bisa menghasilkan calon-calon pemimpin, termasuk di bidang militer dan kepolisian, bahkan perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia.
Sementara itu pendiri President University, Setyono Djuandi (SD) Darmono, turut menyampaikan dukungannya terhadap arah kebijakan pendidikan nasional. Ia berharap dunia pendidikan mampu menjadi solusi bagi berbagai tantangan bangsa, termasuk mengatasi dan mengurangi pengangguran.
“Dengan berbagai masalah yang kita hadapi saat ini, kami berharap dunia pendidikan dapat menjadi solusi untuk mengatasi dan mengurangi angka pengangguran. Harapannya, mahasiswa kami tidak hanya menjadi karyawan, tetapi juga mampu memberdayakan diri mereka sendiri,” ujar SD Darmono.
President University sendiri telah mengambil langkah proaktif dengan mendukung pengembangan akademik dan non-akademik para mahasiswanya. Selain fokus pada teknologi seperti AI, universitas ini juga mendorong pengembangan kreativitas melalui musik, olahraga, dan kegiatan lainnya.
“Kami ingin memberikan pendidikan yang terbaik, agar para mahasiswa mampu mengelola berbagai aset yang kita miliki supaya Indonesia Emas yang kita tunggu-tunggu dapat terwujud,” tandasnya. (DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS