BERITACIKARANG.COM, CIKARANG BARAT – Warga Kampung Pemulung mengeluhkan bantuan yang tak kunjung diterima dari pemerintah di tengah dampak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Keluhan ini disampaikan warga secara langsung kepada Anggota DPR-RI, Obon Tabroni.
Kampung Pemulung ini ada di Kp. Jatibaru, RT 006/006 Desa Kalijaya, Kecamatan Cikarang Barat. Daerah ini dihuni oleh para pemulung yang biasa mencari rongsok di wilayah Kabupaten Bekasi. Terdapat kurang lebih 162 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di rumah-rumah semi permanen di wilayah tersebut.
“Pandemi COVID-19 menyebabkan sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Bekasi terdampak, salah satunya seperti yang dialami warga di kampung ini,” ujar Obon Tabroni disela-sela pembagian beras dan masker di Kampung Pemulung, Rabu (22/04).
Menurut Obon, seiring dengan diterapkannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah tidak sedikit pemukiman warga yang telah mengunci diri. Akibatnya, warga khususnya yang beroprofesi sebagai pemulung telah kehilangan mata pencaharian.
“Kalau begini terus, keliling nggak bisa, barang nggak laku, bantuan nggak ada dan bisa-bisa kita ngegoreng botol bekas Pak,” kata Obon meniru ucapan salah seorang warga yang ditemuinya.
Anggota Fraksi Partai Gerindra itu menegaskan paket bantuan yang didistribusikannya bersama Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Aria Dwi Nugraha itu tak lain bertujuan untuk meringankan beban warga. Kendati pendistribusian tidak dapat dilakukan ke seluruh warga Kabupaten Bekasi, namun ia berharap bantuan tersebut dapat membangun empati warga lainnya untuk melakukan hal serupa.
“Beban ekonomi yang dipikul oleh masyarakat tentu berat. Aksi peduli ini menjadi kontribusi untuk berbagi perhatian kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata dia.
Salah seorang warga di Kampung Pemulung, Ibu Eet membenarkan belum adanya bantuan yang diterima warga selama Pandemi COVID-19. “Lha iya belum ada bantuan sama sekali bang, baik dari Pemda maupun Kepala Desa. Cuma dua minggu ini terakhir ini RT udah ngumpulin KK sama KTP tetapi memang bantuannya mah belum ada,” kata dia.
Ibu dengan delapan anak ini mengaku kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-sehari. Untuk itu, dia berharap bantuan untuk warga dari pemerintah dapat cepat terealisasi. “Bingung bang, pemasukan suami kadang ada kadang nggak ada. Kalo pengeluaran mah ada terus setiap harinya,” kata Ibu Eet pasrah sambil menggendong anak kedelapannya. (BC)