BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bekasi berharap BBWS Citarum segera memperbaiki tanggul amblas di Desa Lenggahjaya Kecamatan Cabangbungin.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bekasi Henri Lincoln mengatakan kondisi tanggul sudah lebih dari kritis sehingga harus segera diperbaiki.
“Ini sudah bukan kritis lagi tapi kritis banget malah, bukan cuma kritis aja. Saya sudah sampaikan agar segera diperbaiki karena bisa jadi jebol, warga yang jadi korban,” ucap Henri.
Menurut dia, laporan amblasnya tanggul Citarum di Cabangbungin ini sebenarnya telah diterima sejak beberapa bulan lalu. Personel BPBD pun lantas melakukan pemantauan di lokasi. Hasilnya pun disampaikan dalam rapat koordinasi. Namun, sayangnya, tanggul yang amblas itu tak kunjung diperbaiki.
“Kewenangan perbaikan ini adanya di BBWS Citarum. Saya sudah sampaikan agar diperbaiki secepatnya. Tapi masih belum juga, tidak tahu kendalanya ada di mana itu BBWS yang tahu. Beberapa hari lalu, BNPB sampai kaget karena itu tanggul belum dikerjakan. Itu sudah beberapa bulan yang lalu. Kami terus pantau dan beberapa kali rapat tapi tidak ada penanganan secara menyeluruh. Kalau saya yang punya kewenangannya, langsung saya kerjain,” ucap Henri.
Dari hasil pantauan di lokasi, untuk mencegah tanggul jebol, BBWS harus merekayasa tinggi muka air. “Kondisinya memang secara teknis BBWS lebih tahu. Tapi kami harap BBWS bisa rekayasa tinggi muka air supaya debitnya tidak besar. Kalau misalnya di Bekasi tinggi muka air itu 800 sampai 900 meter kubik, begitu surut tanggulnya kebawa, itu yang jadi penyebab longsor,” ucap dia.
Namun, Henri kembali menegaskan, perbaikannya harus dilakukan segera. Soalnya, berdasarkan informasi BMKG curah hujan diprediksi masih tinggi dan akan mencapai puncaknya pada Februari mendatang.
Lebih lanjut, jika dibiarkan, jebolnya tanggul bisa menyerupai banjir hebat yang terjadi di Pebayuran pada awal tahun lalu. Ketika itu, puluhan ribu warga terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam. Bahkan puluhan rumah hancur tersapu derasnya aliran air.
“Makanya kami harap BBWS segera memperbaiki. Soalnya berdasarkan hasil asesmen kami, ada 20 kepala keluarga yang tinggal bersebelahan dengan tanggul. Bukan cuma itu, ada 200 KK yang tinggal di sekitarnya. Jika jebol tanggulnya, mereka bisa juga menjadi korban,” ucap dia.
Sesuai kewenangannya, lanjut Henri, BPBD telah mendirikan posko pantau untuk mengetahui kondisi tanggul terkini. “Ini bentuk antisipasi kedaruratan, jadi kami bikin posko pantau, jalur evakuasi, titik kumpul, tempat pengungsian dan posko utama di kecamatan. Kami siapkan peralatan dan logistik dengan koordinasi dengan Dinsos. Namun kami berharap tanggulnya juga segera diperbaiki,” ucap dia. (BC)