BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Mulai Januari 2025, usia pensiun pekerja di Indonesia resmi naik menjadi 59 tahun, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun. Berdasarkan PP No 45 tahun 2015, usia pensiun akan bertambah 1 tahun setiap 3 tahun.
“Usia Pensiun selanjutnya bertambah 1 tahun untuk setiap 3 tahun berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 tahun,” isi pasal 15 ayat 3 PP No 45 tahun 2015.
Setelah mencapai usia pensiun, karyawan swasta akan mendapatkan pesangon sebesar 1,75 kali dari upah. Pemberian pesangon tertuang dalam UU Cipta Kerja pasal 156, dengan rincian sebagai berikut: untuk masa kerja kurang dari 1 tahun, pesangon 1 kali upah; untuk masa kerja 1-2 tahun, 2 kali upah; 2-3 tahun, 3 kali upah; 3-4 tahun, 4 kali upah; 4-5 tahun, 5 kali upah; 5-6 tahun, 6 kali upah; 6-7 tahun, 7 kali upah; 7-8 tahun, 8 kali upah; dan untuk masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 kali upah.
Dampak Kenaikan Usia Pensiun Terhadap Pekerja
Kenaikan usia pensiun di Indonesia membawa sejumlah dampak yang signifikan bagi pekerja, yang perlu dipahami dalam konteks perencanaan masa depan. Dengan bertambahnya usia pensiun, pekerja memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk merencanakan keuangan mereka. Mengingat populasi yang terus menua dan kebutuhan keuangan untuk mempertahankan kualitas hidup, pekerja perlu saling berbagi informasi tentang cara mengelola tabungan pensiun dan memilih investasi yang sesuai. Ini penting agar mereka dapat memenuhi kebutuhan yang mungkin muncul selama masa pensiun yang lebih panjang.
BACA: Aturan Dikembalikan, Pencairan JHT Kini Tak Perlu Tunggu Usia 56 Tahun
Di sisi kesehatan, kenaikan usia pensiun juga memengaruhi pekerja secara langsung. Pekerja yang lebih tua mungkin menghadapi tantangan kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih muda. Oleh karena itu, perencanaan kesehatan menjadi sangat penting. Pekerja dianjurkan untuk mengadopsi gaya hidup sehat serta mendapatkan asuransi kesehatan yang memadai. Selain itu, perusahaan juga diharapkan untuk menyediakan program kesehatan yang dapat memfasilitasi pekerja dalam menjaga kebugaran dan kesehatan fisik mereka.
Dari perspektif produktivitas, pekerja yang lebih tua sering kali membawa pengalaman dan pengetahuan yang berharga ke dalam lingkungan kerja. Namun, tantangan seperti adaptasi terhadap teknologi baru dapat mempengaruhi tingkat kepuasan dan kinerja mereka. Organisasi perlu mencari cara untuk meningkatkan keterampilan pekerja yang lebih tua, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung. Dengan langkah-langkah yang tepat, pekerja dapat merasakan manfaat dari khazanah pengalaman mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas perusahaan.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat tantangan terkait dengan kenaikan usia pensiun, pekerja di Indonesia dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan masa pensiun yang lebih baik dan produktif. Mengintegrasikan perencanaan keuangan dan kesehatan yang matang, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, adalah kunci untuk mengatasi dampak tersebut.
Kegiatan dan Pilihan Setelah Pensiun
Mencapai usia pensiun adalah tonggak penting dalam kehidupan seorang pekerja. Dengan batas usia pensiun yang kini ditetapkan menjadi 59 tahun, penting bagi individu untuk mempersiapkan diri dengan baik agar masa pensiun dapat diisi dengan kegiatan yang produktif dan memuaskan. Memiliki rencana yang jelas setelah pensiun dapat membantu menghindari kebosanan dan meningkatkan kualitas hidup. Salah satu pilihan paling umum adalah mengejar hobi yang selama ini mungkin terabaikan karena kesibukan bekerja. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesenangan tetapi juga dapat memperkaya pengalaman hidup.
Pendidikan lanjutan juga merupakan pilihan yang menarik bagi individu yang ingin terus belajar dan berkembang. Banyak universitas dan lembaga pendidikan yang menawarkan program khusus untuk pensiunan, memungkinkan mereka untuk belajar hal baru, mulai dari keterampilan seni hingga teknologi terbaru. Melalui pendidikan lanjutan, seseorang dapat tetap terhubung dengan dunia, mendapatkan pengetahuan baru, serta membangun jaringan sosial yang bermanfaat.
Di lain sisi, pekerjaan paruh waktu atau sukarela menawarkan cara untuk tetap aktif dalam masyarakat. Bagi sebagian orang, mengikuti pekerjaan paruh waktu dapat menjadi jembatan yang baik untuk tetap terlibat di dunia kerja, sambil menyediakan waktu untuk hobi dan kegiatan pribadi. Dengan sukarela, individu dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan menemukan makna baru dalam hidup mereka. Keterlibatan dalam komunitas sering kali menciptakan rasa tujuan dan meningkatkan kesehatan mental dan emosional.
Dengan perencanaan yang baik dan pemilihan kegiatan yang sesuai, masa pensiun tidak harus menjadi periode stagnasi. Sebaliknya, pensiun dapat menjadi fase yang penuh dengan eksplorasi, pembelajaran, dan hubungan sosial yang berharga, menjadikannya waktu yang sangat berarti dalam hidup seseorang. (RIZ)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS