BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Tingkat kerawanan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bekasi masih tinggi. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno mengatakan bahwa penyebaran virus mematikan ini merupakan sebuah ‘bencana’ yang mungkin disebabkan oleh kelalaian manusia, kurangnya kesadaran menerapkan budaya 3M, minimnya kegiatan PSN (Pembasmian Sarang Nyamuk) dll.
“Selain itu, penyebaran DBD juga bisa disebabkan karena kurangnya tindakan preventif dari kami, selaku pemerintah daerah dalam mengedukasi masyarakat dan mensososialisasikan budaya 3M dan PSN di masyarakat serta bahaya DBD,” jelasnya, Senin (21/03).
Untuk itu, ia pun meminta Bupati Bekasi, SKPD terkait beserta jajarannya, serta para pemerhati kesehatan di Kabupaten Bekasi untuk menggerakan pemerintah Desa dari mulai tingkat RT, RW dan masyarakat, serta Camat, Puskesmas dan segenap unsur Dinas Kesehatan untuk Sadar DBD.
“Korban atas bahaya DBD semakin lama semakin bertambah, harus diatasi dan cegah sebisa mungkin bersama-sama,” lanjutnya.
Dikatakan Nyumarno, langkah preventif yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegah DBD adalah dengan membuat leaflet dan sosialisasi terkait dengan budaya menutup, menguras dan mengubur (3M) sampah, mengadakan Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN) melalui fogging yang sesuai aturan atau bukan asal fogging yang justru dapat membuat nyamuk berkembang biak.
“Harus dilakukan juga advokasi dini, tanggap darurat dan selamatkan korban DBD untuk dapat tertangani dengan cepat dan bebas biaya,” lanjutnya.
Ia pun meminta pemerintah daerah mewajibkan semua fasilitas kesehatan dari mulai Puskesmas, Klinik, RSUD dan semua RS Swasta untuk tidak menolak pasien korban DBD dengan melakukan pertolongan dan tindakan medis cepat terhadap pasien DBD.
“Saya atas nama wakil rakyat, anggota DPRD Kabupaten Bekasi dan Ketua Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan, menyatakan siap tanggap bakti dan mendukung program untuk penanganan kasus-kasus DBD di Kabupaten Bekasi,” tegasnya. (DB)