Akses Jalan Warga ditutup, Dewan Tinjau Pemagaran Perlintasan Kereta Api di Stasiun Tambun

Pemagaran akses jalan warga di perlintasan kereta api oleh petugas Stasiun Tambun
Pemagaran akses jalan warga di perlintasan kereta api oleh petugas Stasiun Tambun

BERITACIKARANG.COM, TAMBUN SELATAN  – Anggota DPRD Kabupaten Bekasi melakukan peninjauan lapangan terkait permasalahan penutupan perlintasan kereta api yang biasa dilalui warga Dusun Mekarsari Barat, Desa Mekarsari, Kecamatan Tambun Selatan, Jum’at (03/11) pagi.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Kardin, mengatakan peninjauan dilakukan untuk menindaklanjuti aduan dari warga setempat yang mengeluhkan tentang penutupan akses jalan tersebut.

Bacaan Lainnya

“Mereka berharap agar akses jalan tersebut bisa dibuka kembali,” kata Kardin.

Sebagai solusi, kata dia, pihaknya telah meminta tokoh masyarakat setempat, Kepala Desa atau Camat untuk membuat keluhan secara tertulis ke DPRD Kabupaten Bekasi yang akan diteruskan ke Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan.

“Nanti keluhan secara tertulis itu akan kita teruskan ke kementrian karena itu kewenangan (membuka dan menutup lintasan kereta api-red) ranahnya ada di kementrian,” ucapnya.

Meski demikian, ia menilai langkah penutupan yang dilakukan Dirjen Perkeretaapian sudah tepat. “Karena kalau kita lihat memang membahayakan jika dibiarkan terbuka apalagi sekarang ada KRL,” ucapnya.

Namun disisi lain, pihaknya menginginkan agar masyarakat sekitar tidak terkena imbas dari adanya penutupan itu. “Karena kasihan juga ada beberapa warga yang berjualan, memiliki usaha menjadi sepi karena akses jalan tersebut ditutup,” tuturnya.

Jika perlintasan tersebut bisa kembali dibuka,sambungnya, diharapkan agar ada petugas yang menjaganya. “Sehingga ketika ada kereta lewat bisa ditutup sama petugasnya. Kemungkinan sih seperti itu tetapi seperti apa hasilnya kita tunggu hasil dari kita ke Kementrian,” ucapnya.

Sementara itu salah satu tokoh masyarakat setempat, Satria Budi mengatakan sejumlah warga merasa resah akibat adanya penutupan perlintasan tersebut lantaran warga harus memutar jalan sepanjang 500 meter, apabila hendak melintas ke Stasiun Tambun.

“Kami sangat keberatan dengan adanya penutupan itu karena penutupan perlintasan akses jalan warga itu dilakukan secara sepihak,” kata Satria Budi.

Menurut dia, sebelum dilakukan penutupan seharusnya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan mengumpulkan warga setempat.

“Seyogianya kami warga sekitar stasiun diajak musyawarah dulu sebelum dilakukan penutupan akses jalan,” imbuhnya.

Pantauan di lokasi, dengan ditutupnya akses jalan tersebut, usaha warga yang berdagang di sekitar stasiun Tambun tampak sepi pengunjung. Bahkan sejumlah usaha parkiran sepeda motor yang sudah bertahun-tahun melakukan usahanya, juga tampak lengang.

“Sebelum ditutup, biasanya banyak pengguna kereta api yang parkir di lokasi perkir ini, tapi sekarang sepi,” keluh IG petugas parkir yang enggan disebut namanya. (BC)

Pos terkait