BERITACIKARANG.COM, TAMBUN SELATAN – PT KAI berencana menutup jalur perlintasan sebidang di Jalan Yapink Putra, Desa Mekarsari, Kecamatan Tambun Selatan, Rabu (23/02) besok. Namun rencana itu mendapat penolakan dari warga sekitar.
Tommy (35) seorang warga yang sering menjaga perlintasan di lokasi tersebut, mengaku kaget saat petugas PT KAI datang dan membawa spanduk yang berisi mengenai rencana penutupan jalur perlintasan sebidang tersebut.
“Enggak ada ngomong ke warga dulu. Tiba-tiba pegawai datang, bawa spanduk, terus dipasang. Kan kami kaget,” kata Tommy, Selasa (22/02)
Hal tersebut direspons warga dengan cara memasang tiga spanduk tandingan yang berisi penolakan. Spanduk-spanduk dipasang tepat di pinggir jalan sebelum menuju ke perlintasan sebidang.
Menurut Tommy, rencana yang akan dilakukan PT KAI akan mematikan perekonomian warga, khususnya yang biasa berjaga di sekitar lokasi.
“Ada lebih dari 30 orang yang sering jaga di sini. Kalau jalan ini ditutup, ya kita makan dari mana? Kami cuma ngarep recehan warga untuk bisa makan sehari-hari,” ucapnya.
Ia mengatakan penutupan pelintasan sebidang yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua itu, juga berpotensi menyebabkan kemacetan di dua titik.
Pertama, di perlintasan sebidang Gang Walet, yang terletak tak jauh dari lokasi. Kemudian di Underpass Tambun.
“Kalau ini dibuka saja, di dua titik itu sudah macet parah. Apalagi kalu ditutup? Banyaj ibu-ibu yang mau nganter anaknya sekolah, orang-orang kerja juga pada lewat sini biar ngindarin macet,” ujar Tommy.
Terlebih lagi, beban volume kendaraan di perlintasan sebidang Gang Walet, sudah sangat berat lantaran juga juga dilewati oleh kendaraan roda empat.
Mengalihkan pengendara motor ke jalur tersebut dinilainya malah akan menambah masalah baru dan berpotensi membahayakan pengendara apabila terjadi kemacetan
“Di perlintasan sebidang Walet kan mobil juga bisa lewat, apalagi di sana jalannya kecil, hanya muat satu mobil. Kalau motor pada lewat sana juga, ya tambah macet di sana. Malah bahaya kalau macet pas kereta mau lewat,” katanya.
Sementara itu, Fitri (43) seorang warga Desa Mangunjaya yang sering melintas di lokasi mengatakan penutupan perlintasan sebidang Yapink, akan sangat merepotkan masyarakat. Apalagi, sekolah anaknya terletak di Jalan Raya Pantura atau setelah melewati perlintasan sebidang Yapink.
“Saya kan kalau anter anak sekolah lewat sini. Soalnya kalau lewat underpass Tambun macet banget, di sini juga macet tapi enggak parah kalau pagi,” kata Fitri. (BC)