Usai Jalani Karantina Sepulang dari Luar Negeri, Ridwan Kamil Cek Pencemaran Kali Rasmi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau langsung kondisi Kali Rasmi, Selasa (09/11) | Foto: Ig @ridwankamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau langsung kondisi Kali Rasmi, Selasa (09/11) | Foto: Ig @ridwankamil

BERITACIKARANG.COM, KARANGBAHAGIA  – Usai melakukan karantina setelah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau langsung kondisi Kali Rasmi, Selasa (09/11).

Peninjauan dilakukan menyusul viralnya pencemaran aliran air Kali Rasmi yang digunakan warga untuk irigasi pertanian di Kp. Pelaukan, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

“Habis cek out karantina, langsung ke Bekasi, mengecek sungai-sungai bermasalah,” kata Kang Emil di instagram @ridwankamil hari ini.

Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil mengaku telah memberikan arahan teknis kepada jajaran Pemerintah Daerah, Kecamatan hingga Desa untuk membentuk satgas revitalisasi sungai yang ada di Kabupaten Bekasi, termasuk Kali Rasmi yang kondisinya hitam, bau dan kerap menimbulkan tumpukan busa putih.

“Termasuk menindak tegas pabrik-pabrik pencemar sungai. Bulan depan akan diinpeksi lagi,” tulis Kang Emil.

Ridwan meyakini dengan konsep pendekatan Pentahelix yang melibatkan academia, bussines, community, government (pemerintah maupun TNI/POLRI) dan media, pencemaran sungai-sungai di Kabupaten Bekasi dapat ditekan seperti halnya Sungai Citarum.

“Dengan konsep Pentahelix insya Allah bisa ada kemajuan, seperti halnya sungai Citarum,” kata dia.

Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan penampakan kali yang penuh busa. Busa berwarna putih bak awan berarak itu menutupi seluruh aliran kali. Selain berbusa, air juga hitam dan berbau.

Berdasarkan penelusuran, peristiwa yang viral di Facebook itu terjadi di Kali Rasmi, Kp. Pelaukan, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia. Tumpukan busa itu muncul pada Selasa (02/11) pagi sekitar pukul 05.30 WIB.

Kendati tidak digunakan untuk Mandi Cuci dan Kakus (MCK), ada ratusan hektar lahan pertanian warga yang mengandalakan aliran kali tersebut sebagai pengairan sawah mereka. (BC)

Pos terkait