Tekan Kasus TB, Desa Sukadami Optimalkan Peran Kader Kesehatan Desa

Upaya Pemerintah Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi bersama Puskesmas setempat dalam menekan angka kasus tuberkulosis (TB) menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga Juni 2025, jumlah pasien gejala TBC di desa tersebut tercatat hanya sebanyak 217 orang, menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Upaya Pemerintah Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi bersama Puskesmas setempat dalam menekan angka kasus tuberkulosis (TB) menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga Juni 2025, jumlah pasien gejala TBC di desa tersebut tercatat hanya sebanyak 217 orang, menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Upaya Pemerintah Desa Sukadami bersama Puskesmas setempat dalam menekan angka kasus tuberkulosis (TB) menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga Juni 2025, jumlah pasien gejala TBC di desa tersebut tercatat hanya sebanyak 217 orang, menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2023 terdapat sekitar 1.071 pasien gejala TB, sementara di tahun 2024 jumlahnya turun menjadi 844 pasien.

Kepala Puskesmas Sukadami, dr. Adi Pranaya, mengungkapkan penurunan ini merupakan hasil kolaborasi antara Puskesmas dan kader kesehatan desa yang aktif melakukan deteksi dini, pelacakan kontak erat, serta pelaporan gejala TBC. “Tentunya penurunan ini berkat kerja sama yang solid antara Puskesmas dan para kader kesehatan desa,” ujar dr. Adi usai menghadiri acara Gerakan Bersama Desa/Kelurahan Siaga TB yang digelar di Desa Sukadami, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (14/07).

Bacaan Lainnya

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronika VT Tan, Deputi II Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan, serta Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Sekretariat Kabinet Iskandar Muda.

BACA: Kabupaten Bekasi Catat 10 Ribu Kasus TBC, Terbesar ke 4 di Jabar

Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan Desa Sukadami merupakan salah satu wilayah yang berhasil menghadirkan sistem penanganan TB yang inovatif dan efektif di tingkat lokal. Menurutnya, Desa Sukadami telah menjalankan program pencegahan secara aktif, termasuk pelacakan kontak erat dan pengobatan pencegahan TB.

“Penurunan angka TB merupakan program prioritas nasional. Harapannya, di tahun 2030 jumlah kasus dapat ditekan hingga 50 persen. Sukadami telah menunjukkan bahwa pendekatan lokal yang terintegrasi mampu memberikan dampak nyata,” ujar dr. Dante.

Ia juga menyoroti peran penting kader kesehatan desa yang menjadi ujung tombak dalam layanan kesehatan masyarakat. Di Desa Sukadami, seluruh kader kesehatan adalah perempuan yang selama ini menjadi motor penggerak utama dalam edukasi dan pendampingan pasien TB. Pemerintah desa juga mendapat apresiasi karena telah mengalokasikan dana desa untuk memberikan insentif bagi kader kesehatan, sehingga mendorong konsistensi gerakan.

Pendekatan lokal seperti program “Masker TV” (Masker, Edukasi, Rujukan TB) serta nilai-nilai “Sajuta” (Sabar, Jujur, Tawakal) dinilai mampu mengintegrasikan aspek sosial dalam gerakan kesehatan. “Apa yang dilakukan di Sukadami ini bisa menjadi contoh nasional. Dedikasi kader yang sudah bekerja belasan tahun menjadi bukti keberhasilan program ini,” tambahnya.

Wakil Menteri PPPA Veronika VT Tan menegaskan bahwa pelibatan perempuan dalam program kesehatan di tingkat desa adalah langkah strategis dalam pembangunan sosial. Menurutnya, perempuan merupakan penggerak utama di tingkat akar rumput, khususnya dalam isu kesehatan dan pendidikan anak.

“Kementerian PPPA mendukung penuh kolaborasi ini, karena dua per tiga penduduk Indonesia adalah perempuan dan anak. Artinya, mereka adalah penentu utama keberhasilan pembangunan sosial,” ujar Veronika.

Ia juga menyebut sinergi antara program kesehatan dan pemberdayaan perempuan di Desa Sukadami sebagai contoh nyata keberhasilan pendekatan berbasis komunitas. “Kalau ingin mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, maka libatkan perempuan sejak dari perencanaan. Desa Sukadami telah membuktikan bahwa ketika perempuan diberi ruang dan kepercayaan, hasilnya luar biasa,” pungkasnya. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait