Sistem Pengolahan Sampah dengan Maggot Kudu Disebarluaskan Hingga Pelosok Kabupaten Bekasi

Sistem pengolahan sampah organik dengan maggot di cikarang, Kabupaten Bekasi diyakini mampu mengurangi volume sampah di TPA Burangkeng
Sistem pengolahan sampah organik dengan maggot di cikarang, Kabupaten Bekasi diyakini mampu mengurangi volume sampah di TPA Burangkeng

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Pemerintah Kabupaten Bekasi telah meluncurkan sistem pengolahan sampah organik dengan metode hermetia atau maggot. Sistem pengolahan ini diminta untuk disebarluaskan di wilayah Kabupaten Bekasi karena diyakini mampu mengurangi beban volume sampah di TPA Burangkeng yang kondisinya overload.

BACA: Dani Ramdan Ajak Masyarakat Lirik Peluang Bisnis dari Pengelolaan Sampah Organik

Bacaan Lainnya

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menyampaikan sistem pengolahan sampah ini baru ada di beberapa tempat, yaitu di Pemda Kabupaten Bekasi, Pasar Babelan, Kantor Kecamatan Bojongmangu, dan di SMPN 2 Cikarang Pusat.

“Untuk itu diharapkan sistem pengolahan sampah organik ini bisa disebarluaskan atau disosialisasikan ke seluruh kecamatan, desa-desa dan pasar, atau sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi,” ungkapnya.

Keberadaan sistem pengolahan sampah ini diyakini mampu mengurangi volume sampah di TPA Burangkeng yang kondisinya sudah overload, khususnya sampah yang berasal rumah tangga dan pasar seperti kulit buah, kulit sayur, sisa makanan, kulit kayu, ranting, daun kering dan lain sebagainya.

“Semua sampah organik baik di pasar maupun di lingkungan pemukiman sebaiknya diolah seperti ini agar tidak harus di angkut ke TPA Burangkeng yang sudah over kapasitas,” ungkapnya.

Selain diterapkan di pasar maupun di lingkungan pemukiman di setiap kecamatan dan desa, sistem pengolahan sampah ini juga perlu dikenalkan kepada generasi muda, khususnya pelajar. Dani pun meminta sekolah-sekolah di Kabupaten Bekasi dapat mendidik para siswanya supaya mereka ikut membiasakan mengelola sampah.

“Ya, sistem pengolahan sampah seperti ini harus bisa dikembangkan ke sekolah sekolah, kemudian anak anaknya juga dari angkatan ke angkatan berlatih membuat atau mengolah sampah ini dengan maggot atau kompos, supaya nanti di rumahnya bisa praktek dengan orang tuanya,” ujarnya.

Untuk diketahui pengolahan sampah organik ini menggunakan maggot larva dari lalat Black Soldier Fly dengan nama latin Hermetia Illucens. Maggot ini berguna dalam proses penguraian bahan-bahan organik karena maggot mengkonsumsi sampah sayuran dan buah.

Kemampuan Maggot dalam mengurai sampah sangat cepat.Dalam waktu 24 jam 10 ribu ekor Maggot dapat mengurai 5 kg sampah organik. Maggot juga mampu memakan sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali berat badannya per hari.

Sistem pengolahan sampah dengan metode hermetia atau maggot ini merupakan bagian dari Program Teknososial Sampah, yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi bersama dengan Tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai tindaklanjut 7 Solusi Spesifik Percepatan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2023-2026. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait