BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Polisi anti huru-hara dari Satuan Sabhara Polres Metro Bekasi bentrok dengan warga, Rabu (07/11) pagi. Bentrok ini terjadi ketika sejumlah warga geram karena tidak dapat menggunakan hak suaranya setelah datang ke tempat pemungutan suara tanpa membawa persyaratan yang dibutuhkan.
Panitia menyarankan warga untuk menunggu hingga siang hari. Namun, warga tak ingin berlama-lama dan ingin segera menggunakan hak suaranya. Kericuhan pun terjadi saat warga membawa massa dan memprotes kebijakan panitia. Bentrok tak terelakkan meskipun kepolisian yang berjaga di tempat pemungutan suara juga sudah menjelaskan mekanisme pemungutan suara sesuai aturan yang berlaku.
Kerusuhan ini terus berlanjut karena warga semakin agresif. Warga melempari dengan petugas dengan botol minuman dan terus menghajar polisi anti huru-hara yang hanya bertahan menggunakan tameng. Kerumunan warga berhasil dipecah setelah water canon milik petugas kepolisian menembakan air ke arah mereka. Provokator diantara kerumunan massa pun ditangkap oleh Sat Reskrim Polres Metro Bekasi.
Beruntung, dari kejadian ini tidak ada satupun yang terluka atau jatuh korban jiwa. Pasalnya kejadian tersebut hanyalah simulasi.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi, AKBP Luthfie Sulistiawan menjelaskan kegiatan tersebut merupakan simulasi pengamanan Pileg dan Pilpres pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Simulasi dilakukan untuk menunjukan kesiapan personel kepolisian dalam pengamanan. “Hari ini kita laksanakan simulasi, tota ada 1117 personil yang diterjunkan,” ungkapnya.
Luthfie mengatakan simulasi diawali dengan pembekalan terhadap anggota polisi berkaitan dengan kewajiban saat penyelenggaraan Pemilihan Umum, larangan bagi anggota Polri dan hal teknis lainnya.“Kita asumsikan ada beberapa kejadian dan penanganan yang tepat seperti apa,” kata dia.
Latihan serupa, kata Luthfie, akan terus dilakukan untuk memastikan kesiapan personelnya menghadapi pemilu mendatang. “Setelah hari ini tentu diharapkan seluruh personel maupun yang lain paham betul apa yang harus dilakukan,” imbuhnya.
Sementara, Ketua KPU Kabupaten Bekasi, Jajang Wahyudin mengatakan, semua kemungkinan konflik bisa saja terjadi saat pemilu nanti sehingga perlu diantisipasi. Namun, bukan berarti pihaknya mengharapkan adanya kerusuhan sebagaimana yang disimulasikan.
“Sejauh ini tahapan pemilu di Kabupaten Bekasi masih berjalan aman sukses dan lancar. Saat ini proses pemilu sudah memasuki tahapan kampanye. Semua yang diperagakan saat simulasi mungkin saja akan terjadi, sehingga perlu upaya pencegahan,” kata dia. (BC)