BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bekasi tahun 2019 mencapai 85 persen dari total anggaran Rp 6,4 triliun. Persentase itu meningkat dua persen dari tahun lalu. Kendati demikian, terdapat Silpa sebesar Rp 1,4 triliun.
”Memang realisasi pagu anggaran yang terserap hanya mencapai Rp 5,52 triliun atau 85 persen dari total APBD tahun 2019 Rp6,4 triliun,” ujar Sekretaris Daerah Uju, Kamis (09/01).
Menurut Uju, serapan anggaran tersebut tergolong lebih baik daripada tahun sebelumnya yang hanya mencapai sekitar 83 persen. Di sisi lain, Uju pun mengakui masih terdapat Silpa. Hanya saja, anggaran yang tersisa itu bukan sebatas karena anggaran yang tidak terpakai, melainkan hasil efisiensi anggaran.
”Kami akui, untuk Silpa tahun 2019 ini masih tergolong tinggi. Tapi perlu diketahui, Silpa tersebut merupakan efisiensi dalam penggunaan anggaran,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bekasi, Sutia Resmulyawan menjelaskan, untuk Silpa pada tahun 2019 yang mencapai Rp1.042 triliun, itu merupakan efisiensi anggaran dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
”Ya, Silpa tahun ini memang masih di atas Rp1 triliun lebih. Namun anggaran tersebut merupakan hasil kerja dan efisiensi. Jadi, nantinya anggaran itu bisa digunakan untuk pembangunan atau menyukseskan program Pemerintah Daerah tahun 2020,” ucapnya.
Lanjut Sutia, karena sudah ada perencanaan dan besaran jumlah Silpa, beberap waktu lalu Pemkab Bekasi sudah megalokasikan anggaran tersebut untuk antisipasi jika dibutuhkan oleh masyarakat.
”Pada intinya, penyerapan anggaran sudah maksimal, sebab angka ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Dengan terserapnya anggaran secara maksimal, juga turut dirasakan oleh masyarakat dari pembangunan dan program-program Pemkab Bekasi,” ucapnya.
Diakui Uju, dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan di Kabupaten Bekasi seharusnya dapat lebih maksimal. Hanya saja, akibat proyek lambat digelar, pembangunan pun kerap tidak berjalan maksimal. Lebih dari itu, anggaran pendapatan belanja daerah pun kerap tersisa.
Maka dari itu, setiap tahun Silpa terus meningkat. Uju menegaskan, selain memercepat pembangunan, pihaknya pun tengah mengevaluasi penggunaan anggaran tahun lalu. Dari hasil evaluasi dapat terlihat penyebab serapan anggaran kerap lambat, termasuk menilai kinerja seluruh OPD. (***)