BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Masyarakat diminta saling menjaga satu sama lain dengan saling berkomunikasi. Masyarakat jangan mudah terprovokasi, terlebih dengan kembali maraknya hasutan yang memancing kebencian.
Hal tersebut terungkap dalam diskusi Pemerintah Kabupaten Bekasi bersama Forum Kerukunan Umat Beragama di rumah dinas Wakil Bupati, Eka Supria Atmaja, di Kompleks Perkantoran Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat, Kamis (15/02). Diskusi digelar setelah maraknya aksi saling hasut hingga berujung kontak fisik di lapangan.
Paling mengkhawatirkan, kontak fisik tersebut menyerang kesukuan, agama, ras dan sensitivitas antar golongan. Seperti aksi penyerangan gereja di Yogyakarta, belum lama ini, serta ancaman bom di salah satu klenteng di Karawang, beberapa hari lalu.
“Kami tidak ingin itu terjadi, di mana pun tempatnya, terlebih di Kabupaten Bekasi. Namun potensi adanya retensi selalu ada, sehingga perlu segera diredam. Toleransi antara umat beragama itu penting,” kata Wabup Eka Supria.
Dalam diskusi tersebut, sejumlah tokoh lintas agama hadir. Mereka diminta menyampaikan pendapat serta dukungan satu sama lain demi terciptanya kerukunan antar umat beragama. “Salah satu cara meredam letupan-letupan yang mungkin terjadi itu adalah dengan saling berkomunikasi. Para tokoh lintas agama ini menjadi contoh, indahnya kedamaian di tengah keberagaman,” kata Eka.
Berbeda dengan daerah lainnya, Kabupaten Bekasi memiliki keberagaman tersendiri. Berdirinya kawasan industri secara masif, mengubah wajah daerah berjuluk kota jawara ini. Ratusan ribu warga pendatang hadir, berdampingan dengan penduduk lokal.
Pertemuan penduduk asli dengan para pendatang ini tidak jarang memunculkan perselisihan akibat perbedaan budaya. Beruntung, perselisihan itu dapat segera diredam.
“Kabupaten Bekasi ini berbeda dengan daerah lainnya, keberagaman ini bisa dibilang lebih dari daerah lainnya. Keberagaman ini memunculkan perbedaan budaya dan kebiasaan, sehingga terkadang muncul selisih,” kata Kepala Badan Kebangsaan dan Politik Kabupaten Bekasi, Ahmad Kosasih.
“Kami sadar potensi tentang itu, maka skema pencegahan persilisihan telah kami terap sejak dini, sejak di tingkat masyarakat itu sendiri. Sekali ada perselisihan, dapat langsung dilokalisir, sehingga tidak berkembang,” imbuhnya.
Jaminan kondusivitas disampaikan pula oleh Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi, Athoilah Mursyid. Dikatakan dia, sejauh ini tidak ada potensi perselisihan di Kabupaten Bekasi. Berdasarkan hasil pemantauan dia, kondisi yang terjadi saat ini kondusif. “Dipastikan tidak ada yang seperti di daerah lain. Bekasi, sangat kondusif,” ucapnya. (BC)