PMK Ancam Populasi Sapi Potong di Kabupaten Bekasi

Meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak mengancam populasi sapi potong di Kabupaten Bekasi. Apabila tak kunjung teratasi, harga daging sapi diprediksi akan mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu ke depan.
Meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak mengancam populasi sapi potong di Kabupaten Bekasi. Apabila tak kunjung teratasi, harga daging sapi diprediksi akan mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu ke depan.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak mengancam populasi sapi potong di Kabupaten Bekasi. Apabila tak kunjung teratasi, harga daging sapi diprediksi akan mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu ke depan.

Salah seorang peternak sapi di Cikarang, Kabupaten Bekasi Budiyono mengatakan pasca merebaknya wabah PMK dirinya sudah mulai kesulitan mendapatkan pasokan sapi. Hal itu lantaran, Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah masuk dalam zona merah lalu lintas hewan ternak. Padahal kedua wilayah itu menjadi pemasok terbesar sapi di Bekasi dan sekitarnya.

Bacaan Lainnya

“Dampaknya besar sekali dari PMK karena sapi dari luar tidak bisa masuk terutama zona merah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Padahal justru suplainya paling banyak dari Jawa Tengah dan Timur. Sapi di Jabodetabek ini kan kebanyakan dari Jawa,” kata Budiyono.

BACA: Sapi di Kabupaten Bekasi Mulai Divaksin PMK

Meluasnya wabah PMK, kata Budiyono, disebabkan juga oleh kondisi sapi yang telah lebih dulu mengidap penyakit lain, mulai dari jantung hingga paru. Sehingga mudah terpapar PMK lantran daya tahan tubuhnya lemah.

“Jadi sekarang peternak agak takut dengan wabah, karena wabah lebih parah, karena sapi sudah ada komorbidnya baik penyakit paru, penyakit di jantung jadi ketika kena PMK langsung ambruk. Dapaknya sekarang agak sulit untuk bisa kami memilih dan memilah sapi yang lebih bagus (sehat),” ucap dia.

Pada awal PMK mewabah, kata Budiyono, harga sapi potong sempat menurun. Sebab banyak pembeli mengurungkan niatnya karena khawatir terkena dampak PMK. Namun, tambah Budiyono, bila PMK tidak kunjung teratasi harga akan berbalik naik dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu berkaitan dengan suplai yang terganggu.

“Sekarang sebetulnya harga turun karena orang tidak mau beli, tapi saya yakin akan naik setelah dua bulan penyakit PMK ini. Karena kalau suplai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur berkurang, otomatis harga sapi mahal,” ucap dia.

Dia berharap, kondisi ini dapat segera ditangani mengingat dalam waktu dekat kita bakal menghadapi momen besar yakni awal bulan puasa dan Idul Fitri. “Kalau kondisi seperti ini harga daging menjadi naik, peternak pun agak sulit mendapatkan sapi karena suplainya agak berkurang. Bukan cuma di Jawa, tapi di lampung juga sama terdampak PMK. Khawatirnya jangka panjangnya untuk kebutuhan idul adha dan idul fitri terganggu. Ini petani harus memang memutar otak agar ini peternakan bisa survive,” ucap dia.

Gencarkan Vaksinasi PMK

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Dwian Wahyudiharto mengakui ada kenaikan kasus PMK dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data hingga 21 Januari 2025 ini, terdapat 86 ekor sapi yang sakit, 26 ekor sapi yang sembuh serta 10 ekor sapi yang dipotong paksa serta tiga ekor lainnya mati.

“Memang menjelang beberapa pekan terakhir ini kita mengalami kenaikan kasus PMK yang menyerang ternak seperti sapi, ada juga kambing dan domba. Saat ini vaksin terus kami gencarkan agar tidak semakin meluas. Di awal tahun ini sudah 1.000 dosis vaksin yang diberikan,” ucap dia.

Tidak sebatas vaksinasi, pihaknya pun memerketat jalur distribusi hewan ternak, terutama dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setiap ternak yang datang harus dikarantina minimal 14 hari.

“Kami melakukan pengawasan terhadap lalu lintas ya, terutama di pasar-pasar hewan yang ada di Kabupaten Bekasi, di rumah potong hewan, kemudian di kandang-kandang peternak. Kami melakukan monitoring dan juga pengawasan terhadap lalu lintas ternak yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur. Karena sekarang dengan adanya akses tol, jadi setiap sapi yang datang langsung dikarantina. Kami juga terus lakukan edukasi kepada peternak agar tahu bagaimana pencegahan dan penanganannya sebelum makin parah,” ucap dia. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait