Petani Panen Timun Suri di Awal Ramadhan

Memasuki awal Ramadhan 1444 Hijriah, sejumlah petani di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara mulai memanen timun suri.
Memasuki awal Ramadhan 1444 Hijriah, sejumlah petani di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara mulai memanen timun suri.

BERITACIKARANG.COM, TAMBUN UTARA  – Memasuki awal Ramadhan 1444 Hijriah, sejumlah petani di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara mulai memanen timun suri.

Panen pada tahun ini terbilang terlambat akibat banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

“Jadi karena musim hujan pohon timun itu tumbuh kurang maksimal ibaratnya seharusnya panen sebelum puasa, ini lima hari puasa kita baru panen,” kata Latip, salah seorang petani timun suri, Selasa (28/03).

Selain itu timun suri jenis manohara dan kuning yang dipanennya juga berukuran lebih kecil.

Hal ini dipicu kondisi tanah yang terlalu basah dan pupuk yang diberikan kurang terserap akibat sering tergenang air hujan.

“Jadi selain terlambat panen, ukurannya juga kecil-kecil,” kata dia.

Petani lainnya Nemin Firmanin mengatakan akibat terendam banjir, tidak sedikit kebun timun milik warga yang mengalami gagal panen.

Kondisi ini membuat pasokan timun suri di pasaran berkurang sehingga memicu kenaikan harga.

Harga di tingkat petani pada tahun lalu berkisar Rp3 ribu per butir namun kali ini harga ditingkat petani mencapai Rp6 ribu per butir atau naik 100 persen.

“Kalau sekarang timun harganya antara tujuh sampai delapan ribu. Ke tengkulak dua ribu, ke kita lima hingga enam ribu. Ada peningkatan karena kalau dulu cuma tiga ribu,” kata Nemin.

Meski hasil panen tidak sesuai harapan, para petani masih tetap bersyukur lantaran dapat menjual buah khas Ramadhan ini dengan harga tinggi. (ded)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait