BERITACIKARANG.COM, CIBARUSAH – Pilkada Kabupaten Bekasi kian seru dan mulai diwarnai perang pendukung pasangan calon di media sosial.
Ketua Komunitas Pemilih Muda Bekasi (Kopi Dasi), Ahmad Djaelani mengatakan perang pendukung paslon di media sosial memang tak bisa dihindari seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi. Apalagi, masyarakat bisa mengakses media sosial setiap waktu.
“Hal yang perlu disikapi bijak oleh temen-temen pendukung paslon, jangan sampai mereka ribut di medsos, justru malah merugikan calon yang diusungnya,” kata Ahmad Djaelani, Sabtu (07/01).
Hadirnya medsos, kata Djaelani, memang menjadikan Pilkada Kabupaten Bekasi makin semarak. Namun hal yang harus dicermati adalah para pendukung paslon yang perang di medsos harus dalam koridor pendidikan politik kepada masyarakat.
“Silahkan untuk adu program, adu gagasan, adu kreativitas, antara pendukung paslon. Tapi inget, jangan sampai menebar kebencian, menjelek-jelekan satu sama lain, dan jangan melakukan kampanye hitam. Sebab itu bukan pendidikan politik yang baik untuk masyarakat,” ungkapnya.
Maraknya media sosial menjadi media ekspresi para pendukung dan simpatisan paslon, jadi disebabkan karena adanya pembatasan kampanye oleh penyelenggara Pilkada. “Baik itu soal pembatasan APK, jumlah APK dan iklan di media massa,” tuturnya.
Pembatasan itu, kata dia, disinyalir menghambat masyarakat pemilih untuk mengakses informasi terhadap pasangan calon yang ada. “Jelas ini menurut saya persoalan. Di satu sisi KPU ingin partisipasi pemilih meningkat, tetapi di sisi lain akses informasi pemilih terhadap pasangan calon menjadi semakin terbatas,” kata Djaelani. (BC)