BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin tak percaya jika Hutan Kota yang berada tepat di depan rumah dinasnya sering disalahgunakan sebagai tempat mesum. Apalagi tindakan tidak senonoh itu dilakukan oleh pelajar.
BACA : Hutan Kota di Depan Rumah Dinas Bupati Jadi Tempat Mesum Pelajar
“Hah? Ah Ngaco lu! (bilang) mesum, sembarangan lo!” kata Bupati saat dimintai tanggapan usai melantik Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bekasi pada Selasa (05/12) lalu.
Bukannya mengevaluasi dan berupaya untuk meningkatkan pengawasan di Hutan Kota, Bupati justru menunjuk dan menyebut awak media yang mempertanyakannya dengan bahasa yang kurang mengenakan.
“Eh eh urusin ini pak (menunjuk ke Sekda). Katanya Hutan Kota Jadi Tempat Mesum. Kurang Ajar ini pak!” kata Bupati sambil menunjuk ke wartawan.
Kepala Satpol PP Kabupaten Bekasi, Sahat MBJ Nahor yang saat itu berada tidak jauh Bupati langsung menarik awak media itu dan mengatakan bahwa perbuatan mesum di Hutan Kota tidaklah benar. “Kita mutar nggak ada,” singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, akibat minimnya pengawasan Hutan Kota yang berada tepat di depan Rumah Dinas Bupati, sering disalahgunakan sebagai tempat mesum. Bahkan, akhir pekan lalu kamera BERITACIKARANG.COM sempat merekam sepasang pelajar tengah memadu kasih di balik kerimbunan Hutan Kota itu.
Warga sekitar, Wawan mengatakan sering memergoki remaja yang sedang berpacaran hingga melakukan tindakan asusila di lokasi tersebut. “Saya sering melihat pasangan muda-mudi tersebut berciuman di pinggir jalan. Sungguh pemandangan yang tidak enak dilihat,” ucapnya, Senin (04/12).
Dia menambahkan, aktivitas asusila tersebut sering dilakukan oleh remaja yang masih berstatus pelajar. Bukan hanya pada malam hari, perbuatan tidak senonoh tersebut juga sering dilakukan pada siang hari dan sore hari. Bahkan, mereka tidak malu mempertontonkan adegan yang tidak seharusnya dilakukan tersebut.
“Tanpa malu, mereka mempertontonkan perbuatan tersebut di tempat umum,” ujar dia.
Ia mengaku sangat menyayangkan adanya penyalahgunaan fungsi Hutan Kota tersebut. Karena itu, pihaknya berharap, pemerintah setempat bersedia melakukan pengawasan sehingga perbuatan yang melanggar norma tersebut dapat dicegah dan dihentikan.
“Ya jelas kami khawatir, letak Hutan Kota berada tepat di depan Rumah Dinas Bupati. Ini kan seolah-olah ada pembiaran. Dan kalau dibiarkan, kami takut pelajar akan merasa dibenarkan melakukan perbuatan tersebut. Itu contoh yang tidak baik,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Seksi Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Bekasi, Ucok Ricardo mengaku sudah sering menerima laporan dari warga terkait masalah tersebut. Bahkan petugas Satpol PP yang melakukan patroli pun sering memergoki secara langsung dan menangkap sejumlah pelajar yang melakukan perbuatan mesum di kawasan itu.
“Udah sering disini mah, yang ketangkep juga ada beberapa kok,” kata Ucok.
Meski demikian, pihaknya mengakui kesulitan untuk mengatasi persoalan. Pasalnya petugas yang melakukan patroli jumlahnya terbatas. Ia pun meminta warga ikut serta berperan aktif untuk meminimalkan pelanggaran yang terjadi.
“Dibilang pembiaran sih nggak cuma kan kita bingung juga karena mereka itu ternyata mayoritas penduduk sini. Petugas kita juga nggak bisa monitor 24 jam karena tugas yang piket itu juga kan banyak,” ungkapnya.
Jika ada pelajar yang tertangkap melakukan tindakan asusila, sambungnya, maka Satpol PP akan mememberikan pembinaan serta memanggil pihak keluarga atau orang tua mereka. (BC)