BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Sampah hingga saat ini menjadi isu yang dipersoalkan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Bekasi. Padahal apabila dikelola dengan baik, sampah tersebut bisa menjadi barang tepat guna dan bernilai ekonomis.
Hal inilah yang mendasari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kabupaten Bekasi dan Komunitas Peduli Lingkungan (Kopel) menggelar kegiatan ‘Bazar Go Green’ di Perumahan Bumi Cikarang Makmur, Desa Sukaresmi, Cikarang Selatan, Sabtu (01/08).
Pada kegiatan ini, warga yang datang bisa menukarkan sampah plastik hingga minyak goreng bekas pakai (jelantah) dengan berbagai tanaman hias atau tanaman gantung.
“Jadi LPM hadir dalam pemberdayaan masyarakat dan hari ini kita buktikan dengan kegiatan Bazar Go Green. Mindset yang harus dibangun oleh Lembaga kami adalah bagaimana memberdayakan masyarakat melalui segala hal, itu yang menjadi tugas kami,” kata Ketua LPM Kabupaten Bekasi ,Herry.
Kegiatan serupa, sambung Herry, rencananya akan digelar secara rutin dengan menggelar roadshow ke setiap desa di wilayah Kabupaten Bekasi.
Ketua Komunitas Peduli Lingkungan (Kopel), Herman mengatakan kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi barang tepat guna. Menurutnya, persoalan sampah harus ditangani bersama dan dapat dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga.
“Kegiatan ini kami juga bekerja sama dengan pendiri Wisata Edukasi Rumah Sampah (WERS), yakni Ibu Atun, dimana Ibu Atun sudah sukses dengan mengelola tanaman gantung yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sayur mayur bagi keluarga secara mandiri,” kata dia.
Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Nyumarno sangat mengpresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, selain sampah rumah tangga, warga juga diperbolehkan menukar jelantah. Hal ini untuk menghilangkan kebiasaan warga yang keseringan membuang sisa jelantah ke selokan air sehingga menyebabkan mampet.
“Minyak jelantah lebih baik disimpan dalam kemasan, disini rekan-rekan penyelanggara siap menerimanya. Bisa ditukar dengan tanaman atau dibeli dengan harga Rp 3 ribu per kilogram,” kata dia.
Selain itu, sambungnya, LPM bersama Kopel juga sedang mengembangkan mesin pengacak sampah rumah tangga, yang bisa dijadikan sebagai pakan ternak.
“Sampah rumah tangga yang berupa daun-daunan, dicacah dan langsung menjadi makanan ternak ayam, berupa pelet pur. Saya yakin ini dapat menjadi salah satu solusi penanganan sampah rumah tangga, yang juga bernilai ekonomis,” kata dia.
Menurutnya, program ini dapat pula diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Dia meyakini hal ini bisa menjadi solusi dari persoalan penanganan sampah di Kabupaten Bekasi.
“Jika ini menjadi program Pemkab Bekasi di seluruh RT, maka saya yakin akan luar biasa menjadi salah satu solusi dalam penanganan sampah rumah tangga dan ada nilai ekonomis bagi masyarakat itu sendiri,” kata dia. (BC)