BERITACIKARANG.COM, CIKARANG BARAT – Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pemerintahan Daerah (LP3D) Bekasi melakukan sosialisasi pelajar anti tawuran, pada Rabu (27/07), untuk siswa/siswi baru SMKN 1 Cikarang Barat Tahun Ajaran 2016/2017. Penyampaian dampak bahaya tawuran antar pelajar tersebut saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Koordinator LP3D, Ronny Harefa mengatakan, sosialisasi diselenggarakan untuk mengajak pelajar di Kabupaten Bekasi bisa terhindar dari tawuran. Dikarenakan, tawuran antar pelajar di Kabupaten Bekasi masih saja selalu ada, apalagi beberapa bulan lalu akibat tawuran, telah menewaskan satu orang siswa.
“Tawuran pelajar di Bekasi sudah berkurang jauh, namun dengan adanya sosialisasi ini semoga mampu mengurangi pelajar yang bermasalah dalam kekerasan sosial,” kata dia saat ditemui di SMKN 1 Cikarang Barat.
Lanjut Ronny mengatakan, sosialisasi yang dilakukan untuk generasi muda, khususnya anak sekolah di Kabupaten Bekasi, bisa melahirkan anak-anak muda yang baik anti tawuran dan terhindar dari narkoba atau perbuatan yang bersifat kekerasan.
“Kabupaten Bekasi sebagai kota yang punya banyak ragam suku bahasa dan budaya, maka dari itu meskipun banyak perbedaan, dengan adanya sosialisasi ini bisa membuat kita makin solid tanpa adanya perbedaan,” jelasnya.
Dilokasi yang sama, Dewan Pembina LP3D, Jonly Nahampun mengatakan, penyelenggaraan sosialisasi, bisa mengkontrol para pelajar yang ada di Kabupaten Bekasi dan berharap semua pelajar bisa memahami, serta bisa merealisasikan. Sehingga tidak ada kekerasan aksi para pelajar.
“Kami akan terus melakukan sosialisasi anti tawuran ini. Agar para pelajar tahu dan mengerti bahaya akan dampak tawuran,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Jeffy Andi mengatakan, sangat bangga bisa menghadiri acara sosialiasi tersebut. Dikarenakan pelajar di Kabupaten Bekasi, menurut sepengetahuannya, masih ada yang melakukan tawuran. Sehingga adanya ini, dirinya berharap, bisa meminimalisir tawuran antar pelajar.
“Menurut saya sangat berguna juga buat kita para pelajar. Apalagi ada pembahasan tentang hukuman dampak tawuran,” tandas siswa kelas X, asal SMPN 4 Tambun Selatan. (BC)