BERITACIKARANG.COM, CIBARUSAH – Sedikitnya lima rumah di Desa Sirnajati Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi terancam longsor. Bahkan, satu rumah di antaranya hanya tersisa sebagian. Rumah milik Anies (60), tinggal menyisakan dapur setelah ruang tamu dan kamar tergerus aliran sungai.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bekasi beberapa hari ini membuat debit aliran Sungai Cipamingkis meningkat. Alhasil, rumah Anies yang berada di pinggir sungai ikut tergerus derasnya air.
“Itu waktu Senin (17 Oktober 2016) kemarin, hujan deras itu enggak berhenti. Pas habis magrib, kedenger gemuruh. Rumah saya habis ini,” kata Anies, Rabu (19/10).
Anies mengaku sudah khawatir saat hujan lebat terus turun. Karena, kata dia, aliran sungai makin deras sedangkan permukaan tanah mudah bergeser. Saat hujan lebat tersebut Anies memilih menyelamatkan diri di rumah tetangga. “Itu selangnya sebentar banget. Pas keluar, da takut, hanyut aja tuh sebagian rumah. Kebawa air,” kata dia.
Rumah Anies hanya menyiskan bagian dapur. Namun dapur itupun tidak bisa ditinggali karena dikhawatirkan kembali tergerus air.
Dikatakan dia, permukaan tanah yang tergerus kerap terjadi saat hujan lebat turun. Rumah Anies pun awalnya berada jauh dari bibir sungai. Namun, gerusan sungai makin meluas hingga menghanyutkan rumahnya. Letak rumah Anies kini yang paling dekat dengan sungai. Meski begitu, empat rumah di sekitarnya pun turut terancam longsor.
“Rumah emak aja yang parah, ada juga rumah tetangga yang dekat rumah emak juga rusak. Tapi rumah ini yang paling parah,” ujar Anies yang kini mengungsi di kerabatnya.
Ketua RT 003/01 Desa Sirna Jati, Mahri mengatakan, longsor ini bukan pertama kali terjadi di daerahnya. Sebelumnya, derasnya aliran sungai membuat belasan rumah lainnya hanyut oleh longsor. Dia mengkhawatirkan longsor ini makin meluas jika tidak segera ditanggulangi.
“Kalau dihitung setidaknya sudah ada 15 rumah yang terkena longsor. Ada lima di antaranya di Kampung Cigoong yang juga rusak karena terkena gerusan sungai yang deras. Ini sangat mengkhawatirkan. Kalau dilihat lokasinya, khawatir tidak berapa lama lagi juga rumah lain terbawa karena memang sudah ada dibibir sungai,” ujar dia.
Mahri mengaku sudah melaporkan longsor ini ke pihak desa dan kecamatan. Lokasi sudah ditinjau namun belum ada tindak lanjut. Menurut dia, agar longsor tidak meluas seharusnya dibuat pemecah aliran sungai sehingga tidak menghantam tanah. Sedangkan warga yang pemukimannya terancam, harusnya segera dievakuasi.
“Kemarin pak mantri polisi sudah cek sama foto-foto. Memang ini kebijakan BBWS tapi Pemda bisa bantu membuat turabnya atau kami direlokasi saja karena kalau masih tinggal di sini membahayakan keselamatan penduduk. Khawatir karena bisa saja terjadi lagi,” ujar dia. (BC)