BERITACIKARANG.COM, CIBARUSAH – Komunitas Pemilih Muda Bekasi (Kopidasi) mengajak kepada seluruh pemuda untuk tidak menjadi bagian dari tindakan politik uang di dua hari menjelang pemungutan suara Pilkada Kabupaten Bekasi, Rabu 15 Februari 2017.
Ketua Kopi Dasi, Ahmad Djaelani mengatakan segala macam bentuk politik uang yang dilakukan calon manapun harus ditolak, karena itu pendidikan politik yang buruk untuk pemilih, khususnya para pemuda. Pemuda jangan mau menggadaikan masa depan Kabupaten Bekasi, dengan uang imbalan 20 ribu, 50 ribu atau 100 ribu.
“Ilok pemuda mau suaranya dibeli 20 rebu doang, seharga satu kilo telor, masa depan Kabupaten Bekasi lebih penting,” kata Djaelani, Senin (13/02).
Ia mengajak para pemuda untuk menjadi pemilih yang rasional. Yakni dengan melihat integritas pasangan calon, visi misi, program dan strategi penyelesaian tiap pasangan calon mengatasi beragam persoalan yang ada di Kabupaten Bekasi.
“Soal urusan memilih pasangan calon mana, itu kembali lagi ke nurani masing-masing. Silahkan liat rekam jejak calonnya, visi misi dan programnya, pemuda kudu jadi pemilih yang rasional,” tegasnya.
Hal ini, lanjutnya, penting untuk dijadikan pegangan karena bagaimanapun ke depannya yang memimpin Kabupaten Bekasi adalah pemuda. Jika praktek politik semacam ini terus dilakukan dan terus dianggap menjadi hal biasa, maka tak terbayang gimana jadinya Kabupaten Bekasi ke depan.
“Menolak politik uang sama dengan menyiapkan generasi emas untuk Kabupaten Bekasi di masa yang akan datang. Masa depan Bekasi berarti masa depan kita, para generasi muda,” kata Djaelani.
Hasil penelitiannya, jumlah pemilih muda di Kabupaten Bekasi, berusia 17-30 tahun berjumlah sekitar 30 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Kabupaten Bekasi 2017. (BC)