BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Sejumlah warga Kabupaten Bekasi berharap Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’aruf Amin tidak melupakan Kabupaten Bekasi. Soalnya, menjelang Pemilihan Presiden 2019 lalu, Jokowi getol mendatangi Kabupaten Bekasi.
“Ya saya harap mah, kalau sudah dilantik, kami yang di Kabupaten Bekasi jangan dilupain. Jangan waktu kemarin saja pas mau pemilihan pada ke sini. Nantinya jangan sampai dilewatin saja Kabupaten Bekasinya,” kata Yayan (31), warga Cikarang Selatan, Minggu (20/10).
Salah seorang pegawai swasta ini mengaku turut menyaksikan saat Jokowi mendatangi Muaragembong. Ketika itu, presiden yang mulai menjabat untuk periode kedua ini hadir membagikan sertifikat tanah dalam program Pendaftaran Tanah Sistemis Lengkap.
“Itu enggak cuma bagikan sertifikat, tapi jalan-jalan pakai motor lihat udang. Itu saya sendiri datang, senang. Ya semoga saja nanti juga datang lagi,” ucap dia.
Pria yang aktif dalam kegiatan sosial ini mengaku masih banyak persoalan di Kabupaten Bekasi yang harus diselesaikan melalui peran pemerintah pusat, di antaranya lingkungan hidup dan ketenagakerjaan.
“Bekasi itu kawasan industri tapi banyak pengangguran karena justru yang kerja banyak dari luar daerah, ada juga dari luar negeri. Apalagi perusahaan asing yang penginnya yang kerja orang asing juga. Saya penginnya ini dibenahi,” ucap dia.
“Terus soal lingkungan hidup itu, kan Pak Jokowi senangnya ke Muaragembong, nah di Muaragembong itu lagi abrasi hebat yang katanya dampak dari pembangunan pulau baru di Jakarta. Ini harusnya ditangani,” imbuhnya.
Diketahui, Jokowi memang terbilang ‘dekat’ dengan Kabupaten Bekasi, terutama jelang Pilpres lalu. Setidaknya, enam kali sudah Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bekasi dalam tiga tahun terakhir. Tiga kunjungan di antaranya dilakukan tahun ini.
Pada 25 Januari, Jokowi mendatangi Cikarang Utara untuk membagikan sertifikat pada warga Kabupaten Bekasi. Lima hari berselang Jokowi kembali mendatangi salah satu daerah penyangga ibu kota, DKI Jakarta. Kali ini, Jokowi menyapa warga Muaragembong dalam rangka panen raya udang vaname. Kemudian, pada 3 Maret, Jokowi mendatangi Cikarang Pusat dengan agenda pemecahan rekor MURI jumlah porsi baso terbanyak.
Sayangnya, getol datangi Kabupaten Bekasi, pasangan Jokowi-Amin justru hanya mampu menang di 1 dari 23 kecamatan pada Pilpres lalu. Pasangan 01 ini hanya menang di Muaragembong.
Senada dengan Yayan, Koordinator Bidang Edukasi dan Pembinaan Save Mugo, Firman Nur Hasan turut berharap pemerintahan di jilid kedua ini lebih tegas terhadap isu lingkungan. Save Mugo merupakan wadah bagi para aktivis lingkungan yang fokus pada pelestarian alam Muaragembong.
Mereka berharap ada aksi nyata, khusus bagi kerusakan ekosistem di Muaragembong. “Bukan tidak menginginkan pembangunan, hanya saja, setiap sentuhan pembangunan itu tidak dibarengi dengan upaya pelestarian lingkungan,” ucap dia.
Menurut Firman, seluruh wilayah Muaragembong seluas 11.000 hektar, sebelumnya ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung. Namun, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 475 tahun 2005, separuh dari kawasan Muaragembong itu dibuka untuk hutan produksi.
“Sayangnya, setelah SK itu, tidak ada pengawasan. Jadi batasan hutan lindung yang mana, terus hutan produksi yang mana itu tidak jelas. Yang ada pembukaan lahan terus-terusan menjadi tambak,” kata dia.
Pembukaan tambak itu bahkan meluas hingga mendekati bibir pantai. Alhasil kondisi itu membuat Muaragembong kerap dilanda abrasi.
Rusaknya kondisi alam Muaragembong pun dapat terlihat dari makin berkurangnya populasi lutung jawa. Menurut Firman, semulai jumlah lutung jawa mencapai ratusan, namun kini hanya berjumlah sekitar 40 ekor. (BC)