BERITACIKARANG.COM, CIKARANG BARAT – Memasuki H-6 Hari Raya Idul Fitri 1446 H, arus mudik mulai terlihat di jalur Pantura Kabupaten Bekasi. Pada Senin (24/03) malam, jalur yang menghubungkan antara Kota Bekasi dengan Kabupaten Karawang ini mulai dipadati pemudik, khususnya pengguna kendaraan roda dua.
Pantauan di lokasi, tepatnya di depan akses pintu tol Telaga asih, Jalan Raya Imam Bonjol, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, arus kendaraan didominasi oleh pemudik yang membawa barang bawaan di bagian depan dan belakang sepeda motor mereka. Tak sedikit pula yang membawa anggota keluarga untuk mudik lebih awal, menghindari puncak arus mudik yang diperkirakan akan terjadi beberapa hari ke depan.
Rusdi (25), seorang pemudik asal Tangerang yang hendak menuju Pekalongan, Jawa Tengah, mengaku sengaja berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan. “Ini dari Tangerang mau ke Pekalongan, ya karena biar gak macet,” ujar Rusdi singkat.
BACA: Waspadai Pasar Tumpah, Ditlantas Polda Metro Jaya Siapkan Strategi Hadapi Arus Mudik dan Balik 2025
Hal serupa disampaikan Hilman (29), pemudik asal Penjaringan, Jakarta Utara, yang menuju Brebes, Jawa Tengah. Ia memilih berangkat lebih awal dengan alasan yang sama. “Mau ke Jawa Tengah Brebes mas, ya karena kalau nanti lebih padat lagi. Mending sekarang-sekaranglah agak masih mendingan gak padat-padat banget lah, jadi hindari macet aja,” ungkap Hilman.
Namun, perjalanan Hilman tak sepenuhnya lancar. Ia sempat mengalami kemacetan di beberapa titik, terutama di wilayah Jakarta dan Kota Bekasi. “Dari Penjaringan berangkat tadi sore, udah ada titik-titik kemacetan itu mulai di daerah-daerah Bekasi Timur itu belakang-belakang itu udah macet bang,” katanya.
Hilman memperkirakan waktu tempuh normal untuk mencapai tujuan adalah sekitar tujuh jam. Ia juga menyoroti kondisi infrastruktur jalan yang menurutnya masih memerlukan perbaikan di beberapa titik untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pemudik. “Kalau infrastruktur jalan mah ya kalau untuk mudik mah kayanya harusnya mah agak sedikit lebih dirapihin lagi ya biar agak lebih enak aja si pemudik ini pak, dari hal-hal yang gak diinginkan lah. Kalau penerangan sama rambu ya udah pas lah,” tambahnya.
Meskipun perjalanan panjang dan melelahkan, Hilman menegaskan bahwa makna mudik bagi dirinya adalah untuk berkumpul bersama keluarga saat Lebaran. “Ya makna mudik itu ya kumpul sama keluarga karena jauh dari rumah pada kumpul semua tuh lebaran bang ya silaturahmi lah,” kata dia. (SAP)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS