BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Setiap tanggal 20 Maret diperingati sebagai Hari Dongeng Sedunia (World Storyteeling Day). Tetapi, saat ini budaya mendongeng sudah mulai banyak ditinggalkan orang seiring dengan berkembangnya teknologi. Hal ini dikatakan Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fatma Hanum.
“Itu adalah bagian dari salah satu kultur kita. Dongeng, legenda atau cerita rakyat yang memiliki nilai-nilai positif dan membawa kebaikan seharusnya dilestarikan karena sekarang mulai menghilang berganti dengan tayang-tayangan visual,” ungkapnya, Minggu (20/03).
Dikatakan olehnya, Hari Dongeng Sedunia ini sepatutnya dijadikan momen agar masyarakat kembali tertarik untuk mulai mendongeng atau menceritakan kembali kisah yang memiliki nilai-nilai kebaikan.
“Kultur mendongeng itu sangat perlu ditingkatkan lagi. Walaupun bukan dongeng yang lama, tetapi kita bisa menggunakan dongeng yang baru tetapi yang perlu dihidupakan kembali ya kebiasaannya,” jelasnya.
Lanjut dia, di Kabupaten Bekasi kalau dilihat dari peninggalan-peninggalan yang ada, banyak cerita bagus yang memiliki nilai sejarah dan perjuangan seperti kisah perjuangan KH. Noer Ali mengusir penjajah ataupun Saung Ranggon yang sempat dijadikan tempat persembunyian para pejuang. Menurutnya, banyak kebaikan-kebaikan yang bisa diceritakan kepada anak-anak serta generasi penerus bangsa lainnya khususnya di Kabupaten Bekasi.
“Cerita Rakyat, Legenda dan dongeng ini, sudah menjadi kekayaan budaya serta identitas budaya kita sejak dahulu. Cuma masalahnya kekayaan tersebut terpendam dalam komunitas terbatas, misalnya dalam ingatan para orang tua yang seringkali menceritakan cerita tersebut kepada anak–anak, serta semakin sedikitnya orang yang bisa menceritakan atau penutur cerita rakyat yang ada,” jelasnya.
Untuk membangkitkan kembali semangat mendongeng mulai mendongeng atau menceritakan kembali kisah yang memiliki nilai-nilai kebaikan di kalangan masyarakat Kabupaten Bekasi, perempuan kelahiran 19 Desember 1968 ini mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi sudah mengatur hal tersebut dalam Perda Perpustakaan.
“Regulasinya sudah kita buat bagaimana menumbuhkan cerita-cerita kebaikan kepada generasi muda, khususnya anak-anak kita dalam Perda Perpustakaan. Di dalam perda perpustakaan tersebut, setiap hotel, setiap gedung baik milik pemerintah ataupun swasta harus memiliki pojok bacaan,” tuturnya.
“Sekarang, tinggal gerakannya saja, promosi atau ajakan yang harus lebih ditingkatkan seperti membuat gerakan ayo membaca, ayo kembali menggerakan budaya-budaya yang kita punya seperti mendongeng dan lain sebagainya. Pemerintah Daerah terutama SKPD terkait harus memprakarsai hal ini, terutama menyediakan sarana dan prasarananya bagi masyarakat,” jelasnya. (DB)