BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi meminta Pemkab Bekasi fokus menyelesaikan banjir di Kabupaten Bekasi. Jika tahun ini tak ditanggulangi, maka bencana ini kemungkinan kembali terulang setiap tahunnya dan menjadi persoalan klasik di Kabupaten Bekasi yang tak kunjung tuntas.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi dari Daerah Pemilihan V (Kecamatan Kedungwaringin, Pebayuran, Sukatani, Sukakarya, Cabangbungin dan Muaragembong) Uryan Riana mengatakan Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas PUPR Kabupaten Bekasi sebetulnya sudah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi persoalan ini. Salah satunya,adalah dengan menormalisasi sungai-sungai yang ada di Kabupaten Bekasi seperti Sungai Ciherang, Kali Cikarang dan CBL.
“Karena saya melihat memang sungai-sungai ini sudah lama tidak dinormalisasi dan harus segera dianggarkan. Citarum sudah pernah dari APBN dan APBD Provinsi. Sekarang Citarum sudah agak membaik tetapi sekarang kendalanya di Kali Cikarang, Ciherang dan CBL,” ungkapnya, Rabu (07/02).
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini mendorong agar anggaran untuk normalisasi sungai di APBD 2018 harus segera dikucurkan dan pelaksanannya agar segera dikerjakan oleh instansi terkait.. “Tetapi tahun ini saya belum lihat anggarannya apakah masuk atau tidak. Tetapi kalau misalkan tahun ini tidak masuk maka ketika musim hujan kembali datang dan ada limpasan dari selatan atau banjir rob datang musibah ini akan kembali terjadi,” cetusnya.
Untuk itu, dirinya meminta Dinas PUPR Kabupaten Bekasi fokus, lebih serius untuk mengatasi persoalan ini. “Mereka itu bekerja bukan setahun dua tahun tetapi puluhan tahun sehingga seharusnya sudah diluar kepala bagaimana untuk menyelesaikan persoalan ini,” kata dia.
Apalagi, setiap tahunnya persalan ini sudah sering diusulkan dan dibahas terutama di dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). “Saya juga tidak paham kendalanya ada dimana. Tapi kalau lupa nggak mungkin karena itu kan by data dari musrenbang di desa, musrenbang di Kecamatan hingga RKPD online di tingkat pemerintah daerah. Persoalan seperti sekarang ini sebetulnya tidak perlu terjadi ketika mereka (SKPD-red) memahami betul persoalan-persoalan di lapangan,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Banjir akibat meluapnya Sungai Ciherang kembali mengepung pemukiman warga di Kp. Wangkal Desa Sukakarya, Kecamatan Sukakarya. Kondisi ini disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (03/03) kemarin.
Abdul Muin (39) warga setempat mengatakan air berasal dari luapan sungai Ciherang. Air luapan tersebut tidak tidak mengalir pada saluran yang ada, sebab antara permukaan saluran air dengan jalan lebih tinggi saluran air. “Jadi kalau hujan deras maka air menguap terjadi banjir dari Sungai Ciherang,”ujarnya, Minggu (04/02) siang.
Warga, kata dia, meminta Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui instansi terkait dapat segera memproritaskan perbaikan atau pembangunan saluran air agar warga tidak terkena dampak banjir dari luapan air Sungai Ciherang kembali.
Selain itu, warga pun beraharap agar sungai Ciherang dapat segera dinormalisasi dan diturap atau dibuat Tembok Penahan Tanah (TPT) sebagai penahan luapan air sungai.
“Seharusnya Kp. Wangkal tidak lagi menjadi daerah yang terkena langganan banjir, apabila sungai Ciherang dinormalisasi atau diturap secara permanen,” kata dia.
Pantauan BERITACIKARANG.COM, hingga pukul Minggu (04/03) siang sekitar 12.00 WIB air masih menggenangi pemukiman warga setempat dengan ketinggian berkisar 20 – 50 cm. (BC)