Dai dan Ulama Kabupaten Bekasi Didorong Melek Teknologi

Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan saat membuka kegiatan Pendidikan Kader Ulama yang digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi, Senin (29/05).
Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan saat membuka kegiatan Pendidikan Kader Ulama yang digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi, Senin (29/05).

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Kehadiran teknologi informasi dinilai belum mampu membawa perubahan positif bagi umat. Kondisi itu tidak terlepas dari kondisi “gagap teknologi”yang dialami para dai dan ulama dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk kepentingan syiar Islam.

Hal ini disampaikan Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan saat membuka kegiatan Pendidikan Kader Ulama yang digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi. Kegiatan yang dibarengi dengan silaturhami antara umara dan umaro se-Kabupaten Bekasi ini turut dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Kapolres Metro Bekasi, Dandim 0509/Kabupaten Bekasi serta sejumlah tokoh masyarakat dan alim ulama.

Bacaan Lainnya

Dani mengatakan, melalui kegiatan Pendidikan Kader Ulama ini, para dai dan ulama muda asal Kabupaten Bekasi nantinya akan dibekali kemampuan berdakwah melalui platform digital serta cara menyiapkan materi dakwah yang menarik, mudah dipahami dan diimplementasikan dengan tidak melupakan teori-teori dakwah Islam.

“Jadi kalau cara berdakwah dan sarana prasarana tidak mengikuti perkembangan zaman, mungkin efektivitasnya menjadi kurang. Kalau zaman wali dulu menggunakan wayang, maka sekarang syiarnya menggunakan teknologi atau platform digital tanpa mengbaikan kaidah-kaidah yang ada,” kata Dani, Senin (29/05).

Selama ini, menurut Dani, terbukanya arus informasi berkat teknologi yang mumpuni belum bisa dioptimalkan sebagai garda terdepan dalam membentengi umat dari hasutan, provokasi dan kesesatan. Untuk itulah, da’i dan ulama yang melek teknologi diperlukan guna menanggulangi persoalan tersebut.

“Banyaknya hal negatif, perlu diimbangi dengan hal-hal positif. Siapa yang memfilternya? Kita sebagai orang tua, para dai dan ulama,” kata dia.

Sekeretaris MUI Kabupaten Bekasi, KH Muhidin Kamal mengatakan kegiatan Pendidikan Kader Ulama ini akan diikuti 40 peserta dan berlangsung selama 6 bulan kedepan.

“Para peserta akan dibekali ilmu tafsir yang dikolaborasikan juga dengan pemikiran-pemikiran kebangsaan. Kenapa? Untuk menghindari radikalisme karena radikalisme ini tumbuh dari fanatisme, taqlid buta. Ini yang harus dihindari,” kata dia.

Selain mampu membaca kitab kuning, peserta Pendidikan Kader Ulama ini juga diwajibkan memiliki kemampuan berbahasa inggris dan dasar-dasar teknologi informasi. Sebab, para peserta juga akan mendapatkan sejumlah pelatihan mengenai cara berdakwah di platform digital dari para profesional yang bergerak di bidang digital.  (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait