Cerita Istri Budi Raharjo, Ketua KPPS di Cikarang Utara yang Meninggal Dunia: Ini Tanggung Jawab dan Tugas Negara

Juju Juariah istri Budi Raharjo saat menunjukan foto suaminya didampingi kedua anaknya, Kamis (25/04) malam.
Juju Juariah istri Budi Raharjo saat menunjukan foto suaminya didampingi kedua anaknya, Kamis (25/04) malam.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Budi Raharjo (53) Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu serentak 2019 di Kabupaten Bekasi meninggal dunia diduga akibat kelelahan saat bertugas. Pria yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 63 di desa Simpangan Kecamatan Cikarang Utara itu dikenal sebagai sosok yang aktif dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diemban.

“Bapak sih sebetulnya nggak ada riwayat penyakit. Mungkin karena kelelahan, kecapean saat bertugas karena bapak kan orangnya aktif,” kata Juju Juariah, istri Budi Raharjo saat ditemui di rumah duka di Perum Graha Cikarang, Desa Simpangan Kecamatan Cikarang Utara, Kamis (25/04) malam.

Bacaan Lainnya

Malam sebelum pencoblosan, sambung Juju, suaminya itu sempat mengeluhkan sesak nafas. Meski sudah diingatkan untuk istirahat dan tidak datang ke lokasi TPS, Budi Raharjo bersikukuh untuk berangkat. “Bapak waktu itu bilang, ‘ini tanggung jawab dan tugas negara jadi tetap harus dilaksanakan’,” tutur Juju menirukan ucapan suaminya.

Namun pada saat pencoblosan tepatnya Rabu 17 April 2019, Juju mengakui, kondisi Budi Raharjo tak kunjung membaik. “Pas saya datang ke TPS untuk nyoblos juga dia udah pucet dan sempat mau jatuh. Akhirnya saya ajak pulang dan saya bawa ke UGD rumah sakit. Setelah dicek tensi dan jantungnya ternyata nggak ada apa-apa dan diperbolehkan untuk berobat jalan,” kata dia.

Keesokan harinya, Budi kembali mengeluh dadanya sesak. Akhirnya oleh kedua anaknya, yakni Aditya Darmawan (21) dan Aries Budiman (29) serta anggota keluarga lain yang ada di rumah Budi kembali dibawa ke UGD rumah sakit. “Kamisnya bapak sesek lagi, sama anak-anak karena saya kerja dibawa lagi ke UGD, satu malam disana dan besok paginya, (Jum’at 19 April 2019-red) bapak meninggal,” kata dia.

Menurut Juju, hasil pemeriksaan dan diagnosa dokter, Budi disebut mengalami gagal nafas. Jenazahnya pun sudah disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) tak jauh dari rumahnya. “Sekarang sih mohon doanya aja, semoga amal ibadahnya, iman dan islamnya diterima oleh Allah SWT,” ucapnya.

Sementara itu Rozikin (47) Ketua RW 16 Desa Simpangan Kecamatan Cikarang Utara menuturkan selain aktif dalam setiap kegiatan baik yang dilaksanakan di tingkat RT, RW mapun kelurahan, Budi Raharjo merupakan orang yang memiliki kepedulian sosial cukup tinggi. Bukan hanya kerabat dan keluarga yang kehilangan, warga di lingkungannya pun demikian. “Nggak ada duanya orangnya seperti dia dan saya sangat yakin jasa beliau saat mengabdi sebagai Ketua RT 07 juga masih bisa dirasakan juga oleh warga di lingkungnya,” kata dia.

Rozikin menilai dalam setiap kegiatan Pemilu Budi Raharjo juga termasuk orang yang paling bersemangat menjalankan tugasnya di TPS. “Hampir setiap Pemilu, beliau aktif bergerak dan mengajak warga untuk mensukseksannya dan terakhir dia sudah mengabdikan dirinya untuk menjalankan tugas kenegaraannya sebagai Ketua KPPS 63. Insya Allah dia khusnul khotimah,” tuturnya.

Diketahui, beban berat menjalan tugas untuk mensukseskan Pemilu serentak 2019 menyebabkan sejumlah penyelenggara Pemilu di Kabupaten Bekasi meninggal dunia. Selain Budi Raharjo, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bekasi juga mencatat penyelenggara Pemilu lainnya yang meninggal dunia, yakni Boris yang bertugas sebagai Operator Data Pemilih (ODP) PPS Desa Lubang Buaya, Kecamatan Setu serta Ramdani yang bertugas sebagai petugas Pengamanan Langsung (Pamsung) TPS 26 Desa Lubangbuaya, Kecamatan Setu. (BC)

Pos terkait