Banjir Meikarta Kerap Rendam Rumah Warga, Kepala Desa Cibatu Tutup Mata

Salah seorang pengendara saat melintasi Jl. Raya Boulevard Orange County Lippo Cikarang pada Rabu, 9 Januari 2019 lalu. Selain merendam badan jalan, banjir juga menerjang sejumlah pemukiman warga. Kp. Cibatu RT 11/06 Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan.
Salah seorang pengendara saat melintasi Jl. Raya Boulevard Orange County Lippo Cikarang pada Rabu, 9 Januari 2019 lalu. Selain merendam badan jalan, banjir juga menerjang sejumlah pemukiman warga. Kp. Cibatu RT 11/06 Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Pintu masuk Kawasan Central Park Meikarta di Jl Raya Boulevard Orange County Lippo Cikarang merupakan salah satu daerah langganan terdampak banjir saat hujan datang.

BACA: Hujan Deras, Warga Nganco dan Berenang di ‘Empang’ Meikarta

Bacaan Lainnya

Selain merendam badan jalan, genangan air juga merendam sejumlah rumah milik warga di Kp. Cibatu  RT 11/05 Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan.

Salah seorang warga setempat, Heri Sugianto mengaku kondisi tersebut terjadi sejak akhir tahun 2017 lalu, tepatnya saat lahan kosong didepan rumah warga diurug oleh pengembang untuk dijadikan kawasan Central Park Meikarta .

“Banjir baru terjadi ketika ada proyek Meikarta. Sebelum-sebelumnya mah nggak pernah banjir,” kata Heri Sugianto saat ditemui di kediamannya, Sabtu (12/01) kemarin.

Kondisi terparah, sambungnya, terjadi pada tanggal 9 Januari 2019 lalu. Meski hanya diguyur hujan selama kurang lebih 2 jam,  air bercampur lumpur justru menggenangi rumah warga dengan ketinggian mencapai hingga pinggang orang dewasa.

“Kemarin yang paling parah sampai sepinggang orang dewasa. Padahal hujannya cuma sebentar,” ucapnya.

Menurutnya, sumber persoalan dari banjir itu adalah kecilnya saluran pembuangan air yang berada tepat di rumah warga menuju danau Meikarta. Saluran air tersebut diduga tidak sebanding dengan debit air yang datang dari Perumahan Cibiru yang melewati Galeri Marketing Lippo Cikarang serta lahan IKIP/UNJ sehingga menggenangi jalan dan rumah warga.

“Airnya kan kumpul disini semua dan mengalir lewat saluran air ke danau Meikarta. Tetapi karena saluran pembuangan airnya kecil dan jaraknya juga lumayan jauh akhirnya air berbalik dan naik ke rumah warga,” kata Heri.

Meski kerap dikeluhkan, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak Lippo Cikarang untuk menuntaskan persoalan tersebut.  “Kami akan bertahan karena ini satu-satunya warisan orang tua kami. Kami hanya meminta pihak pengembang segera mencarikan solusi untuk menyelesaikan persoalan ini,” tegasnya.

Ketua RT 11/05 Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan, Alam membenarkan adanya rumah warga yang terendam banjir saat hujan di lokasi tersebut.  “Iya, ada beberapa rumah yang terkena banjir. Udah dari dulu kita laporan, gag tau udah berapa kalinya. Yang jelas kalo ke desa mah udah berkali-kali,” kata dia.

Menurutnya persoalan itu tak kunjung tuntas karena memang belum ada tindak lanjut dari pihak Lippo Cikarang selaku pengembang Meikarta untuk mengatasinya.

Sementara itu Kepala Desa Cibatu, H. Warta mengaku belum pernah menerima laporan adanya rumah warga yang terkena banjir di lokasi tersebut. “Saha nu laporan? Warga mana? Eweuh, eweuh laporan (Siapa yang laporan? Warga mana? Nggak ada, nggak ada laporan-red),” katanya saat dihubungi melalui telepon seluler.

Informasi yang dihimpun dilapangan ada 5 rumah warga yang kerap terendam banjir di lokasi tersebut. Kelima rumah tersebut dihuni oleh 4 Kepala Keluarga (KK) yakni keluarga Abah Sadi (H. Sain),  Wawan, Mindun dan Heri Sugianto. (BC)

Pos terkait