BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG – Ratusan nelayan di pesisir utara Kabupaten Bekasi sejak dua minggu terakhir terpaksa puasa melaut. Hal tersebut terjadi lantaran cuaca buruk masih melanda perairan Muaragembong dan sekitarnya.
Salah satu nelayan di Desa Pantai Mekar, Suwardi (43) mengaku sudah hampir dua minggu dirinya tidak melaut. “Kalo angin barat gini terpaksa kita nggak melaut. Ombaknya tinggi tapi kadang kalo lagi cerah ya cerah bisa melaut,” ucapnya, Jum’at (19/01).
Untuk mengisi waktu luang, ia pun mengaku menyibukan diri dengan memperbaiki jaring-jaring sebagai alat menangkap ikan. “Kalau untuk makan ya paling nangkep ikan di tambak pake bubu,” kata dia.
Ketua Koperasi Nelayan Muaragembong, Nari mengatakan angin kencang disertai ombak membuat sekitar 300 orang nelayan di Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Sederhana memilih untuk tidak mencari ikan dilaut.
“Nelayan untuk melaut udah nggak bisa karena gelombangnya besar. Pada umummnya nelayan disininya perahunya 3 gros ton ke bawah sehingga kalau dihantam badai besar udah nggak bisa melaut,” kata Nari.
Alhasil, kata dia, sebagian nelayan saat ini hanya mencari kepiting menggunakan beberapa bubu di tambak dan sebagian lagi beralih profesi menjadi pemulung alias mencari rongsokan.
“Karena hasilnya minim kita tidak bisa beli peralatan yang memadai. Kalau peralatan memadai nangkap ikan di pinggiran juga mungkin bisa dapet ikan belanak. Tapi sekarang kan boro-boro beli alat tangkap untuk nutup kebutuhan sehari-hari aja udah morat-marit,” ucapnya.
Ia pun berharap pemerintah memperhatikan kondisi para nelayan saat ini. “Keinginan masyarakat coba dah diperhatikan kebutuhan masyarakat ya kondisi nelayan ini dalam keadaan parah dalam beberapa tahun terakhir ini,” kata dia. (BC)