Alih Fungsi Lahan Jadi Penyebab Banjir di Kabupaten Bekasi

SAWAH DIPATOK : Petani di Cikarang Timur bakal kehilangan pekerjaan karena lahan yang digarapnya terancam beralihfungsi karena telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang property (real estate).
SAWAH DIPATOK : Petani di Cikarang Timur bakal kehilangan pekerjaan karena lahan yang digarapnya terancam beralihfungsi karena telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang property (real estate).

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR  – Anggota DPR RI, Daeng Muhammad merasa prihatin dengan alih fungsi lahan yang terjadi secara sporadis di wilayah Kabupaten Bekasi. Lahan pertanian yang dahulu ia minta untuk dijaga, kini beralih menjadi perumahan dan industri.

“Saya kemarin lewat pinggir irigasi Kedungwaringin, keluar air mata, ada hamparan padi yang tanahnya dibikin perumahan, pinggir irigasi lahan teknis yang dulu saya teriak harus dijaga, ternyata sekarang 7.000 hektar lahan pertanian berubah menjadi kawasan industri dan perumahan,” ungkap Daeng, Rabu (08/01).

Bacaan Lainnya

BACA: Mahasiwa Desak Bupati dan DPRD Lanjutkan Pembahasan Raperda Perlindungan LP2B

Ia menyebut, alih fungsi lahan tersebut, akan menjadi penyesalan ke depannya. Dahulu, ia menceritakan masih bisa menikmati beningnya sungai-sungai di Kabupaten Bekasi yang kini sudah mulai tercemar dan mengalami pendangkalan akibat pembangunan.

“Suatu saat kita ditanya anak cucu kita. Tahun 80an dulu, saya bisa tenggelam di Citarum. Saya masih bisa dapat udang, ikan, sekarang cuman ada ikan sapu-sapu. Kali Cikarang dulu sampai Sukatani saya bisa dapet ikan moa, tawes, semua ikan ada disitu, sekarang sungai sudah bisa diloncati hanya dengan satu langkah,” kata dia.

Daeng menceritakan, pada abad ke-421 Masehi generasi ketiga Raja Tarumanagara bernama Purnawarman telah membangun kanalisasi sebelum pemerintahan modern. Bahkan, sebelum ada beko, buldozer atau alat canggih lainnya, sudah membuat visi untuk anak cucunya.

“Dulu dia bangun irigasi, dia bikin kanalisasi, dia bangun sungai biar orang Bekasi tidak kebanjiran. Itu pemimpin jaman dulu, tidak ada uang, tidak ada alat berat tapi punya visi membangun. Tapi sekarang, semua dirusak akibatnya banjir di mana-mana,” tandasnya. (BC)

Pos terkait