Aksi, Demo Tuntut Bupati Mundur dari Jabatannya

Sejumlah mahasiswa Bekasi yang tegabung dalam Aliansi Kampus Se-Bekasi (AKSI) saat berunjuk rasa meminta Bupati turun dari jabatannnya di depan Gedung Djuang 45 Tambun.
Sejumlah mahasiswa Bekasi yang tegabung dalam Aliansi Kampus Se-Bekasi (AKSI) saat berunjuk rasa meminta Bupati turun dari jabatannnya di depan Gedung Djuang 45 Tambun.

BERITACIKARANG.COM, TAMBUN SELATAN-Puluhan mahasiswa gabungan dari STIE Mulia Pratama, Kota Bekasi, Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang, Universitas Pelita Bangsa, Cikarang, yang menamakan diri Aliansi Kampus Bekasi (Aksi) berdemonstrasi di depan Gedung Juang, Jalan Sultan Hasanuddin, Tambun Selatan, Selasa (26/4/2016) sore.

Bertajuk “Bekasi Belum Merdeka”, mereka meminta Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin, mundur dari jabatannya karena dianggap tidak mampu memimpin kabupaten berpopulasi lebih dari 3 juta jiwa.

Bacaan Lainnya

Pada awal aksi, pihak Polsek Tambun menerangkan, hanya memberikan waktu sekira 15 menit untuk mahasiswa menyuarakan aspirasinya dengan lokasi di trotoar Jalan Sultan Hasanuddin agar tidak menganggu lalu-lintas.

Koordinator aksi, Hasan Basri, mengatakan, ia dan rekan-rekannya banyak mendengar berita dari media massa bahwa kesenjangan sosial di Kabupaten Bekasi tinggi.

“Kabupaten Bekasi adalah kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara. Kita tahu itu semua. Pajak dari bea cukai dan PPA disetorkan ke pemerintah pusat kisaran Rp78 triliun. DAK dan DAW yang diturunkan pusat ke Pemkab Bekasi tidak mencapai Rp2 triliun,” jelasnya disela-sela waktunya.

Hal itu, lanjut Hasan, mengindikasikan komunikasi politik antara Pemkab Bekasi, Pemprov Jabar dan Pemerintah RI, tidak bagus.

“Kami meminta Bupati hari ini turun. Tidak jadi persoalan dalam waktu dekat masa jabatannya habis. Kita perlu dukungan dari masyarakat. Bupati Bekasi harus turun, memang benar Bekasi belum merdeka,” ucapnya.

Para demonstran membentangkan dua spanduk bertuliskan “Bekasi Belum Merdeka” dan “Turunkan Bupati Bekasi”. Di spanduk tersebut mereka membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan, masyarakat juga diajak berpartisipasi.

Selembaran yang berisi gagasan inti mereka disebarkan pengguna jalan, sembari mahasiswa lain yang menggunakan kardus air mineral mengecrek untuk mengumpulkan dana.

“Di sini ada 360 ribu masyarakat miskin. Ironis ada kawasan industri dan Pertamina di sini. Kita akan terus konsisten, terutama ini menjelang Pilkada yang kita anggap proses melahirkan pemimpin yang baru. Kita harus sadarkan masyarakat,” tuturnya.

Aski berakhir menjelang Magrib, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib dan dilanjutkan dengan rapat internal. Mereka berencana akan menggelar aksi lanjutan di lain waktu dan tempat. (nay)

Pos terkait