BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Internet gratis untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi melalui jaringan wifi di sejumlah taman atau publik area yang ada di Kabupaten Bekasi tampaknya hanyalah angan-angan.
Pasalnya, hingga saat ini Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten Bekasi belum memiliki rencana untuk menerapkan program tersebut di sejumlah taman atau publik area yang ada seperti di Taman Pilar, Taman Sehati, Taman Sumberjaya, Taman Ciantra atau bahkan Taman Air Mancur yang berada di tengah-tengah area Komplek Perkantoran Pemkab Bekasi.
Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten Bekasi, Benny Saputra mengatakan untuk memasang perangkat wifi di taman atau publik area yang ada, hingga saat ini pihaknya masih terkendala dengan sarana dan prasarana taman atau publik area tersebut yang dinilai belum memadai.
“Yang pertama listrik. Kita masih terkendala dengan listrik buat aktifin perangkatnya. Karena kalo yang sudah tersedia oleh PU itu kan nyalanya cuma malam hari saja sehingga siang hari saat panel listriknya dimatikan maka acces point-nya juga akan mati,” kata Benny, Jum’at (20/10).
Kedua, sambungnya, pihaknya juga masih mengkhawatirkan faktor keamanan terhadap perangkat wifi jika dipasang di taman atau publik area tersebut.
“Karena acces point yang mesti dipasang harga satu unitnya saja bisa sampai Rp 5- 6 juta. Kalau ada yang ngambil (nyolong-red) kan lumayan karena untuk satu taman bisa menghabiskan sekitar 3 – 5 acces point,” ucapnya.
Meski demikian, pihaknya tidak menampik kedepan bisa merelasikan program tersebut. “Untuk saat ini jaringan internet atau wifi gratis itu baru bisa diakses di 300 lokasi di Kabupaten Bekasi seperti sekolah, kantor kecamatan, kantor desa, puskesmas, dll,” kata Benny.
Sementara itu salah seorang mahasiswa asal Kabupaten Bekasi, Naseh Kamal mengatakan dengan adanya wifi di taman atau publik area yang ada tentunya akan memiliki dampak positif. Salah satunya, anak muda akan lebih kreatif, lebih produktif mulai dari berdiskusi ataupun membuat karya karena merasa nyaman dengan taman yang dilengkapi wifi. “Dan yang pasti bisa lebih irit kuota,” ucapnya.
Meski demikian, sambungnya, sisi negatif dari keberadaan wifi di taman atau publik area yang ada juga tak bisa dikesampingkan. Untuk itu dirinya berharap jika wifi di pasang, penyedia dapat mengontrol akses internet dengan memblokir situs yang berbau konten porno.
“Karena selalu ada sisi negatif untuk semua rencana, apalagi ini berkaitan dengan internet. Tapi jika penyedia internet ini dapat mengkontrol akses internet seperti pemblokiran situs judi, pornografi, dan lainnya, sisi negatif dari internet gratis ini bisa ditekan,” kata mahasiswa STKIP Panca Sakti tersebut.
Ia pun beharap agar program pemasangan wifi di taman atau publik area yang ada dapat segera teralisasi sehingga program yang dibuat oleh Pemkab Bekasi bisa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas dan tidak dirasakan oleh kalangan tertentu saja. (BC)