BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Warga terdampak longsor di Kampung Cicadas RT 06 RW 03, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi masih dihantui longsor susulan. Sebab sejak awal longsor terjadi pada April 2021 lalu penanganannya masih belum ada kejelasan. Kontur tanah yang labil membuat dampak longsor di lokasi tersebut berpotensi terus meluas, terutama di saat musim penghujan seperti saat ini.
Karya (48) salah seorang perwakilan warga mengatakan, sejak peristiwa longsor beberapa tahun silam, masih belum ada kejelasan mengenai penanganannya. lokasi longsor telah berulang kali ditinjau oleh sejumlah stakeholder, termasuk dari pemerintah daerah hingga mantan Ketua DPRD Kabupaten Bekasi BN Holik Qodratullah yang saat ini menjadi calon Bupati Bekasi. Sayangnya, hingga kini belum ada tindaklanjutnya.
“Warga sehari-hari ya dibayangi rasa was-was, khawatir longsor terjadi lagi. Apalagi sekarang musim hujan, takut tiba-tiba hujan besar kita bisa apa. Ya karena itu tadi, belum jelas penanganannya. Kalau ditinjau mah ya sering, tapi ya itu, sesudahnya nggak ada kejelasan,” kata dia, Rabu (13/11).
BACA: Belasan Rumah dan Kontrakan di Cikarang Selatan Rusak Akibat Tanah Amblas
Warga lainnya, Mista (48) mengatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan ada dengan memasang tiang pancang atau mendirikan tembok penahan tanah (TPT). Sebab hingga kini dampak longsor terus meluas karena kontur tanah yang labil.
“Rumah saya dan ibu saya itu awalnya cuma retak dan dapurnya sekarang habis. Terus saja begitu maju-maju longsornya, soalnya ini tanahnya bergerak. Solusinya harus dipasang tiang pancang. Kalau nggak dipasang tiang pancang, nggak akan kuat. Tanah warga ketarik terus itu. Setiap hujan pasti bergerak,” kata dia.
Camat Cikarang Selatan, Muhammad Said mengatakan peritiwa longsor di Kampung Cicadas RT 06 RW 03, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi tiga tahun lalu. Permukiman yang berada di atas kawasan industri EJIP diduga menjadi penyebab tanah tersebut ambles.
Atas dasar itu, pihaknya berharap penanganannya dapat dilakukan oleh pengelola Kawasan EJIP. Sebab apabila menunggu dari Pemerintah daerah Kabupaten Bekasi nampaknya proses pembanguannya masih membutuhkan proses yang panjang.
“Sebetulnya dulu pun sudah ada tindaklanjutnya dalam bentuk kajian yang dilakukan oleh Balitbangda dan DED (Detail Engineering Design) pembangunan turap oleh dinas teknis. Cuma memang penanganannya belum terealisasi. Mungkin ada komunikasi yang terputus dari masing-masing stakeholder,” ungkapnya.
Dirinya pun memastikan akan terus mengawal kelanjutan penanganan longsor di wilayah desa Sukaresmi ini hingga terealisasi. “Selama saya menjabat camat disini, saya mematikan akan terus menindaklanjuti penanganan longsor ini, karena memang yang menjadi korban masyrakat. Kita akan tindaklanjuti sampai ini bisa terealisasi karena ini menyangkut keselamatan masyarakat,” kata dia. (DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS