BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT-Sedikitnya 2.000 warga di enam desa di Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi berunjuk rasa di Kompleks Perkantoran Pemerintah Daerah, Selasa (12/4/2016). Dalam aksinya, mereka menuntut agar perusahaan yang berdiri di daerahnya memprioritaskan mempekerjakan warga sekitar.
Ribuan pendemo ini kecewa karena pesatnya laju perindustrian tidak dibarengi dengan meningkatnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Perusahaan lebih memilih tenaga kerja dari luar daerah dari pada warga pribumi. Bahkan, mereka menyinggung dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean, mulai berdampak dengan masuknya para tenaga kerja asing.
“Perusahaan ini kan banyak, Kota Delta Mas (Cikarang Pusat) itu jadi tujuan investasi. Banyak perusahaan besar yang karyawannya sampai 1.000 orang, tapi berapa warga daerah yang bekerja di situ? Minim sekali tidak lebih dari 10 orang. Itu yang kami perjuangkan,” ujar Rahmat Hidayat, perwakilan pendemo.
Keluhan masyarakat ini, Rahmat, sudah berlansung lama terlebih saat daerahnya dibuka menjadi kawasan industri. Perwakilan warga sempat mendatangi ke sejumlah perusahaan, berdialog, mengusahakan agar warga sekitar diberi kesempatan bekerja di perusahaan tersebut. Tidak hanya itu, para perwakilan perusahaan pun kerap diundang ke desa untuk mendialog dengan masyarakat. Hanya saja tidak pernah ada titik temu.
“Jawaban mereka, bahasanya masih terlalu dipolmatif. Perusahaan juga sudah kami undang ke kecamatan, ke desa tapi tidak ada titik temu, tidak ditindaklanjuti,” katanya.
Salah satu yang sering menjadi alasan perusahaan, kata Rahmat, yakni kualitas sumber daya manusia warga sekitar. Namun, hal itu dinilai sebagai alasan yang tidak berdasar. Menurut dia, di Cikarang Pusat sudah berdiri tiga sekolah yakni satu sekolah menengah atas dan dua kejuruan. Dari tiga sekolah itu, Cikarang Pusat berhasil mencetak putra-putri yang siap kerja.
Berdasarkan hasil catatan pihaknya, kata Rahmat, ada 19 perusahaan yang berdiri di Cikarang Pusat. Dari hasil catatan tersebut, ada empat perusahaan terbesar dengan jumlah karyawan ratusan hingga seribu orang. Yakni PT Suzuki Indomobil dengan 1.000 karyawan, PT Futaba dengan 300 karyawan, serta PT Nissin Mfg dan PT Shiroki yang masing-masing 200 karyawan.
Namun dari jumlah karyawan dari empat perusahaan tersebut, 1.700 karyawan, total hanya 45 orang itu yang merupakan warga sekitar. Bahkan dari total 19 perusahaan, 5 perusahaan di antaranya tidak mempekerjakan warga pribumi.
“Total ada 19 perusahaan yang ada di Cikarang Pusat, jumlah karyawan keseluruhannya 2.637 karyawan tapi cuma 168 orang yang warga lokal. Sisanya dari luar,” ungkapnya.
Sesuai kesepakatan warga, lanjut dia, dari seluruh karyawan di suatu perusahaan, minimal 30% di antaranya merupakan warga sekitar. Usulan ini pun yang diadukan warga pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi.
“Kami sudah ke Suzuki sebagai perusahaan terbesar di sini dan kami juga meminta, mendesak ke dewan untuk memperhatikan nasib kami. Kami pun tidak segan melakukan aksi lanjutan untuk kesejahteraan kami. Bagaimana pun kami harus menikmati dunia perindustrian ini,” tandasnya. (*)