BERITACIKARANG.COM, SETU – Puluhan warga Desa Cijengkol, Kecamatan Setu mendatangi kantor BPN Kabupaten Bekasi, Senin (01/08). Kedatangan mereka adalah untuk melakukan penolakan terhadap harga tanah yang akan digunakan untuk proyek jalan tol Cimanggis – Cibitung.
Salah seorang warga, Hendri saat ditemui di kantor BPN, mengatakan pihaknya keberatan jika BPN melalui Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Toto Suharto & Rekan (Busines dan Properti Valuer) mematok harga terendah Rp. 500 ribu dan paling tinggi Rp. 1 juta 200 ribu per meter. Mereka, meminta harga paling rendah adalah Rp. 5 juta per meter.
Selain itu, kata dia, warga juga mendesak agar tanah yang tidak terkena pembebasan proyek jalan tol tersebut agar masuk pembebasan dengan nilai harga yang sama.
“Tanah dan bangunan yang akan dibebasakan pun, tentunya harus sesuai dengan aktual dilapangan karena banyak yang tidak sesuai dengan hasil pengukuran tim P2T,” kata Hendri.
Menanggapi hal ini, Kepala BPN Kabupaten Bekasi, Dirwan M Dahri menjelaskan jika BPN hanya dapat menjembatani aspirasi warga terkait dengan penentuan harga tersebut. “Kami akan menjembatani permasalahan ini dan akan meminta pertanggungjawaban tentang harga dari tim independent dan PU secara profesional,” kata Dirwan.
“Jalan tol ini dibiayai oleh APBN dan diawasi oleh KPK dan LSM, tidak mungkin ada main-main soal harga,” tegas Dirwan.
Ia pun berencana akan mengirimkan surat undangan kepada 300 warga Desa Cijengkol yang terkena pembebasan lahan proyek tol Cimanggis – Cibitung untuk bermusyawarah pada hari Rabu, 3 Agustus 2016 bertempat di Kantor Kecamatan Setu. (BC)