Peringati Hari Pahlawan, Ini 7 Lokasi Bersejarah di Kabupaten Bekasi

Rumah Tuan Tanah Pebayuran: Salah satu lokasi bersejarah di Kabupaten Bekasi.
Rumah Tuan Tanah Pebayuran: Salah satu lokasi bersejarah di Kabupaten Bekasi.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Hari Pahlawan diperingati setiap tahun pada tanggal 10 November sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Peringatan Hari Pahlawan tidak sebatas mengenang jasa-jasa para pahlwan, tetapi juga merenungkan nilai-nilai perjuangan seperti kebersatuan, keberanian, dan cinta tanah air.

Kabupaten Bekasi menyimpan berbagai tempat bersejarah yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia. Banyaknya tempat-tempat bersejarah dapat membuat kita di masa sekarang mengetahui bagaimana perjuangan atau sekedar menilik peninggalan-peninggalan pada masa itu. Terdapat sejumlah tempat bersejarah di Kabupaten Bekasi, mulai dari monumen, hingga rumah-rumah peninggalan kolonial pada saat itu dan dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengenang jasa-jasa pahlawan saat peringatan Hari Pahlawan.

Bacaan Lainnya

BACA: Pertama Kali dalam Sejarah, Pemkab Bekasi Peringati Hari Pahlawan di Makam KH. Raden Ma’mun Nawawi

Selain memiliki nilai sejarah, bangunan-bangunan tersebut juga dapat menjadi spot foto menarik, nih. Yuk, simak selengkapnya di sini.

1. Gedung Juang 45 Tambun

Salah satu tempat serta monumen bersejarah yang menjadi bukti perjuangan rakyat Bekasi adalah Gedung Juang 45 atau yang kini dikenal sebagai Museum Bekasi. Gedung ini berlokasi di jalan Sultan Hasanudin No.39 Kecamatan Tambun Selatan.

Gedung Tambun atau gedung 45 dibangun dalam dua tahap, yaitu pada abad ke-20 tepatnya pada tahun 1906 dan 1925. Tempat ini memiliki arsitektur khas gaya Eropa seperti kebanyakan gedung peninggalan Belanda lainnya.

2. Stasiun Lemahabang

Stasiun Lemahabang merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak Simpangan, Cikarang Utara, Bekasi. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 m ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta.

Nama stasiun ini berasal dari nama lama kecamatan tempat stasiun ini berlokasi. Sejak mekarnya Kecamatan Lemahabang menjadi Cikarang Timur, Pusat, Selatan, dan Utara dengan berlakunya Perda No. 26 Tahun 2001, otomatis nama Lemahabang tak lagi digunakan, kecuali nama stasiun ini dan jalan raya bernama sama yang memotong jalur rel di stasiun ini.[4] Stasiun ini berlokasi di seberang pasar dan Jalan Urip Sumohardjo.

3. Rumah Tuan Tanah Pebayuran

Bangunan Rumah Tuan Tanah Pebayuran sudah berusia lebih dari 2 abad ini. Tempat ini berlokasi di Jalan Raya Pebayuran, Desa Kertasari, Kecamatan Pebayuran. Rumah Tuan Tanah Pebayuran memiliki gaya arsitektur yang unik dan cantik, sehingga cocok untuk wisatawan yang berkunjung untuk berfoto. Bangunan yang memiliki luas 1000 meter2 ini juga menggunakan genting tanah liat berwarna terang. Selain itu, terdapat hiasan geometris (melengkung) dengan ornamen kubistik pada bagian depannya.

Dikutip dari laman Disparbud Jawa Barat, pada masa perjuangan kemerdekaan, rumah tuan tanah Pebayuran yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 1930, pernah digunakan sebagai basis perjuangan rakyat Indonesia terutama dari daerah Bekasi dan Karawang. Pada saat Ir. Soekarno diculik oleh para pejuang ke Rengasdengklok untuk persiapan proklamasi kemerdekaan, saat Soekarno akan kembali ke Jakarta sempat dibawa dan mampir dulu di rumah tersebut. Di tempat ini, Soekarno berkesempatan memberikan arahan dan wejangan kepada para pejuang.

4. Jembatan Kedunggede

Jembatan Kedunggede terletak di Kecamatan Kedungwaringin. Jembatan ini dikenal dengan nama Jembatan Citarum Hilir lantaran membentang di atas Sungai Citarum. Jembatan ini dibangun oleh perusahaan kereta api swasta yakni Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS).

Pertama kali digunakan secara resmi pada tanggal 20 Maret 1898, saat BOS meresmikan jalur kereta api antara Stasiun Kedunggede ke Stasiun Karawang. Jembatan Kedunggede memiliki panjang 183,22 meter. Jembatan ini mendapat penomoran yakni BH 221. Tipe jembatan ini adalah dinding rangka lengkung baja dengan lalu lintas bawah.

5. Saung Ranggon

Selain bersejarah, Saung Ranggon juga terkenal dengan cerita mistisnya. Ada cerita bahwa pengunjung kesulitan untuk keluar dari wilayah ini karena ternyata hanya berputar-putar saja, serta ada juga pengunjung yang rela datang jauh-jauh untuk ‘ngalap berkah’ atau meminta sesuatu.

Saung Ranggon didirikan sekitar tahun ke 1500-an oleh Pangeran Rangga. Pangeran Rangga sendiri merupakan salah satu anak Pangeran Jayakarta. Bangunan yang memiliki dimensi 7,6 x 7,2 x 2,5 m ini, kembali ditemukan pada abad ke-19 oleh Raden Abbas, dan telah dilakukan beberapa kali pemugaran.

6. Tugu Bambu Runcing Warungbongkok

Titik letak fisik tugu ini, berada di tengah simpang tiga pertemuan Jl. Pahlawan dengan Jl. Imam Bonjol. Area yang biasa disebut Warungbongkok, masuk dalam wilayah Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten. Bekasi. Tugu Bambu Runcing Warungbongkok dibangun dan diresmikan pada 5 Juli 1962. Idenya, dicetus seorang tokoh veteran pejuang, Arnaen yang wafat di usia 50-an pada tahun 1973 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bekasi.

Di dalam buku “Sejarah Rakyat di Bekasi Berjuang” terbitan tahun 1983, dan ditulis oleh Husein Kamaly. Arnaen dimasukkan ke dalam 60 tokoh pejuang perang revolusi kemerdekaan di Bekasi. Sementara terkait Tugu Bambu Runcing Warungbongkok, cetusan ide dan peran Arnaen, bisa dibaca di buku “Seri Monumen Sejarah TNI Angkatan Darat Jilid 1” terbitan Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat, tahun 1977 (Endra Kusnawan, 2020).

7. Masjid Raya Mujahidin Cibarusah

Majid yang terletak di Kampung Babakan, Desa Cibarusah Kota,  Kecamatan Cibarusah ini merupakan saksi sejarah perjuangan Laskar Hizbullah Sabilillah. Masjid ini dibangun sejak 1619 saat pendudukan Belanda di Indonesia

Saat berdiri, ratusan ulama dari penjuru nusantara yang dipimpin putera KH Hasyim Asyari yaitu KH Wahid Hasyim dilatih dan bekerja sama dengan tentara Jepang hingga melahirkan Resolusi Jihad melawan penjajah. Di Kabupaten Bekasi, tokoh utamanya yakni KH Noer Ali dan KH Raden Makmun Nawawi.

Demikian 7 tempat bersejarah di Kabupaten Bekasi yang bisa kamu kunjungi. Tentunya masih banyak lagi tempat bersejarah di Bekasi. Kamu bisa mengunjunginya untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan atau hanya sekedar mengabadikan momen di Hari Pahlawan. (RIZ)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait