Perebutan Kursi Wakil Bupati Bekasi Memanas, PIB Kasih Dukungan untuk Ahmad Marjuki

Aksi simpatik sekelompok pemuda yang mengataskan Pemuda Islam Bekasi (PIB) di Komplek perkantoran Pemkab Bekasi, Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Senin (01/07) pagi.
Aksi simpatik sekelompok pemuda yang mengataskan Pemuda Islam Bekasi (PIB) di Komplek perkantoran Pemkab Bekasi, Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Senin (01/07) pagi.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Pasca dibukanya pendaftaran kadidat Calon Wakil Bupati oleh DPD Golkar Kabupaten Bekasi, suhu perebutan kursi pendamping Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja di sisa masa jabatan 2017 – 2022 semakin memanas. Apalagi kabar adanya penolakan terhadap kandidat Calon Wakil Bupati dari luar Kabupaten Bekasi, belakangan kian gencar disuarakan sejumlah ormas dan tokoh masyarakat di wilayah setempat.

Hal ini memantik sekelompok pemuda yang mengataskan Pemuda Islam Bekasi (PIB) untuk melakukan aksi simpatik di Komplek perkantoran Pemkab Bekasi, Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Senin (01/07) pagi.

Bacaan Lainnya

Imam Juang PIB Ustadz Awaluddin mengatakan Kabupaten Bekasi adalah daerah yang masyarakatnya heterogen atau plural sehingga tidak melihat faktor putra daerah pada kepemimpinan daerah tersebut. Bahkan sejumlah nama yang pernah menjabat sebagai Bupati Bekasi juga diketahui bukan orang asli Kabupaten Bekasi, seperti Abdul Fatah Bupati Bekasi 1973-1983 asal Bandung, Wikanda Darma Wijaya, Bupati Bekasi periode 1998-2003 yang berasal dari Ciamis, kemudian Saleh Manaf, Bupati Bekasi 2003-2005 asal Aceh.

“Ini merupakan bukti kuat mengenai masyarakat Bekasi yang welcome terhadap orang luar yang memiliki kapabilitas menjadi seorang pemimpin. Di samping itu, dalam masyarakat industri, terjadi perubahan pemikiran yang mulai terbuka dan rasional,” kata Awaluddin.

Pandangan bahwa kepala daerah harus dipimpin putra asli daerah, menurut Awaluddin, adalah sikap primordialisme yang berlebihan. “Yang terpenting adalah bagaimana pemimpin tersebut sesuai dengan Bekasi, yang religius dan berfikiran maju,” katanya.

Lanjut Awaluddin, massa sepakat sosok itu dapat ditemukan pada calon wakil bupati Bekasi KH Akhmad Marjuki. Menurutnya, sosok Marjuki dikenal dengan sisi religius yang penting bagi Bekasi agar dekandensi moral seperti korupsi tidak terulang lagi.

“KH Akhmad Marjuki merupakai kiai organisatoris yang pernah menjabat sebagai ketua tanfiziah Pengurus Cabang NU Karawang, sekarang menjabat wakil Bendahara NU Jawa Barat. Secara materil, KH Ahmad Marjuki juga berkecukupan untuk dirinya dan yang dipimpinnya,” ucapnya.

Oleh karena itu, PIB mendukung KH Akhmad Marjuki untuk menjadi wakil bupati Bekasi pendamping Bupati Eka Supria Atmaja. “Jangan sampai pada proses pemilihan Wakil Bupati, Bupati Bekasi, DPRD Kabupaten Bekasi hanya berpemikirian primordialisme yang menjadi tanda belum mampu melihat sisi sejarah pemimpin-pemimpin Bekasi sebelumnya,” katanya. (RED)

Pos terkait