BERITACIKARANG.COM, TAMBUN UTARA – Para Petani di wilayah utara Kabupaten Bekasi terpaksa menyedot air Kali CBL untuk mengairi berhektar-hektar lahan pertanian kelompoknya.
Hal ini dilakukan karena perbaikan Tanggul Saluran Irigasi SS Bulak Mangga di Kecamatan Cikarang Barat yang jebol beberapa waktu lalu oleh Perum Jasa Tirta (PJT) II tak kunjung tuntas. Padahal aliran air dari tanggul tersebut merupakan denyut nadi bagi keberlangsungan lahan pertanian mereka disaat musim kemarau seperti sekarang ini.
BACA: Dinas PUPR Pantau Perbaikan Tanggul Saluran Irigasi “SS Bulak Mangga” oleh PJT II
“Sudah hampir satu bulan ini lahan pertanian kami kesulitan memperoleh air sejak talang airnya jebol. Makanya kami nyedot air dari Kali CBL,” kata Warto, salah seorang petani asal Desa Srijaya Kecamatan Tambun Utara, Sabtu (06/10).
Menurut dia, mulai dari Jembatan CBL Desa Srijaya Kecamatan Tambun Utara sampai dengan Desa Sukamekar Kecamatan Sukawangi terdapat sekitar 30 mesin penyedot air yang dipasang para petani di bantaran kali.
“Kendala mah ada, karena kami terpaksa harus keluar modal lagi untuk nyedot air. Setiap hari, minimal keluar Rp. 200 ribu. Itu baru pengeluaran buat bensin atau solarnya,belum lagi ditambah dengan tenaga,” kata dia.
Beda halnya dengan petani yang tidak memiliki mesin pompa. Mereka, kata Warto, terpaksa harus menyewa dengan harga yang cukup tinggi.
“Coba deh Abang bayangin kalo sampe panen biaya yang keluar untuk nyedot air sampai Rp. 6 jutaan, belum lagi di tambah kebutuhan yang lain,” kata dia.
Oleh sebab itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi agar mampu segera menindaklanjuti keluhan petani.
“Kalo bisa sih ada bantuan mesin penyedot air dari Dinas Pertanian dan perbaikan talang air yang jebol juga agar lebih cepat lagi proses perbaikannya,” tutupnya. (BC)