BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Pemerintah harus lebih serius menangani persoalan sampah yang menumpuk di sejumlah sungai di Kabupaten Bekasi. Pengerukan sampah yang dilakukan selama ini dinilai tidak mampu menyelesaikan persoalan secara menyeluruh.
“Memang harus komprehensif ditangani secara menyeluruh. Ada peran semua pihak, baik dari pemerintah, warga dan pelaku usaha. Bukan sekadar mengangkut sampahnya tapi hentikan di mana sumber sampah itu,” kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat, Meiki Paendong, Selasa (17/11).
Menurut Meiki, penanganan sampah tidak bisa sekadar mengangkut lalu membuangnya di tempat pembuangan sampah akhir. Lebih dari itu, pemerintah wajib menekan sampah dari sumbernya, yakni warga.
“Bukan Cuma diangkut lalu dibuang, ini tidak akan menyelesaikan masalah. Tekan angka sampah dari sumbernya yakni warga. Lakukan edukasi tentang budaya 3R yang sebenarnya sudah ada di Undang-undang 8 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Apalagi ini kasusnya di sungai,” ucap dia.
Banyaknya sampah dapat diartikan bahwa kesadaran warga tentang lingkungan minim. Terlebih ada pembiaran sehingga mereka menganggap membuang sampah ke sungai itu dibolehkan.
“Maka lakukan program yang menggerakkan. Kalau di sungai, berarti siapkan tempat pembuangan sampah resmi di sekitar sungai. Buat Gerakan untuk mengurangi sampah dan yang terpenting pemerintah harus konsisten. Di Kota Bandung, Gerakan ini sudah menunjukkan progress yang positif,” ucap dia.
Seperti diketahui, di sepanjang 2020 ini Kabupaten Bekasi kerap disorot lantaran banyak ditemukan sungai yang dipenuhi sampah. Teranyar, ratusan ribu sampah kembali mengotori Kali Jambe di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, pada Senin 16 November 2020 lalu. Tidak sekadar mengotori, sampah bahkan menutupi badan sungai.
Ironsinya, dua hari sebelumnya Pemerintah Kabupaten Bekasi mencanangkan pekan gotong royong mencegah banjir di lokasi tersebut. Bahkan, gerakan bersih-bersih lingkungan itu dipimpin langsung oleh Bupati. (BC)