BERITACIKARANG.COM, TAMBUN UTARA – Ratusan bangunan liar yang berdiri di bantaran Kali Sepak, Desa Sarimukti dan Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, mulai dibongkar oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Provinsi Jawa Barat. Langkah ini diambil menyusul banjir parah yang melanda kawasan tersebut beberapa pekan lalu, yang diduga salah satunya disebabkan oleh keberadaan bangunan-bangunan tersebut.
Mulyadi (60), salah satu warga yang bangunannya terdampak pembongkaran, mengungkapkan bahwa ia telah mendirikan bangunan semi permanennya sejak tahun 1995. Ia menyayangkan proses pembongkaran yang dinilai tergesa-gesa dan tidak melalui prosedur yang semestinya. “Tidak ada pemberitahuan SP1, SP2, SP3, tidak sesuai prosedur,” ujar Mulyadi, Jumat (14/03).
BACA: Ratusan Bangunan Liar di Bantaran Kali Sepak Dibongkar
Namun demikian, setelah mendapatkan informasi bahwa bangunan yang dibongkar akan menerima kompensasi, Mulyadi menyatakan kesediaannya untuk menerima keputusan tersebut. Ia mengakui bahwa bangunannya memang melanggar aturan karena berdiri di area bantaran kali.
“Saya dengar akan ada kompensasi, mungkin dalam bentuk uang. Saya dan masyarakat sebenarnya tidak keberatan digusur, apalagi demi pelebaran kali. Tapi pemerintah juga harus punya pengertian, jangan sampai menyusahkan rakyat. Solusinya harus jelas,” tambahnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut angkat bicara terkait proses pembongkaran ini. Ia menjelaskan bahwa awalnya ada protes dari warga yang merasa keberatan dengan pembongkaran tersebut. Namun, setelah diberikan penjelasan mengenai pentingnya normalisasi aliran kali untuk mencegah banjir di masa mendatang, warga akhirnya menyetujui langkah tersebut.
Dedi juga memastikan bahwa pemerintah akan memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak pembongkaran. Besaran kompensasi akan disesuaikan dengan luas bangunan masing-masing. Namun, ia belum merinci jumlah total bangunan yang akan dibongkar karena masih menunggu data dari pemerintah desa setempat.
“Nanti akan disesuaikan dengan bangunan yang ada di sepanjang sungai ini. Berapa harganya akan dihitung. Tapi kalau jumlah pastinya saya belum tahu, masih menunggu data,” ujar Dedi.(DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS