BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, harga komoditas cabai di Kabupaten Bekasi mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan terutama terjadi pada cabai rawit jablay dan cabai keriting. Berdasarkan analisis sementara, kondisi ini dipengaruhi oleh bberbagai faktor, termasuk cuaca ekstrem yang tidak menentu.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti menjelaskan bahwa pasokan cabai dari daerah penghasil utama menurun drastis. “Di beberapa wilayah seperti Garut, Madura, dan Rembang, produksi cabai anjlok hingga 40% akibat tanaman yang rusak atau rontok karena cuaca buruk,” ungkap Helmi, Rabu (10/12).
Selain itu, tren di kalangan petani juga turut memengaruhi stok cabai keriting. Banyak petani lebih memilih menanam cabai rawit jablay yang dianggap lebih menguntungkan secara ekonomi. “Saat ini sekitar 70% petani di wilayah pemasok fokus pada cabai rawit, sementara hanya 30% yang menanam cabai keriting,” tambahnya.
BACA: Manfaatkan Lahan Tidur, Warga Desa Cicau Sukses Panen Cabai
Tidak hanya itu, bencana alam yang terjadi di Sumatera turut mengganggu distribusi cabai ke Kabupaten Bekasi. Biasanya, pasokan dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh menjadi penyeimbang ketika produksi cabai di Pulau Jawa menurun. Namun kali ini, distribusi dari wilayah-wilayah tersebut juga terganggu. “Biasanya Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara mengirim pasokan ketika kita kekurangan, tetapi sekarang kondisinya berbeda,” kata Helmi.
Untuk mengatasi lonjakan harga ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana menggelar operasi pasar bersubsidi silang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat Kabupaten Bekasi menghadapi kenaikan harga cabai yang terjadi menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
“Operasi pasar bersubsidi silang adalah strategi kami. Jika harga cabai sulit dikendalikan, kami pastikan harga komoditas lain seperti gula dan beras tetap stabil. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga lainnya,” ujar Helmi. (DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
















