BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR – Penyelenggaran Asian Games 2018 cabang olah raga sepak bola di Stadion Wibawa Mukti dikeluhkan para penonton. Meski memiliki fasilitas yang terbilang mewah, stadion yang berlokasi di Cikarang Timur ini tidak memiliki lokasi parkir yang memadai.
Sayangnya, fasilitas parkir ini tidak termasuk dalam penyelenggaraan yang dikelola oleh Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc). Sementara itu, persoalan parkir ini pun dibiarkan oleh pemerintah setempat.
Rian (27), salah seorang penonton yang mengeluh. Warga Jatireja, Kecamatan Cikarang Timur itu mengaku kebingungan memarkirkan sepeda motornya saat hendak menyaksikan laga Vietnam versus Jepang pada Minggu (19/08) kemarin. Setelah beberapa kali berkeliling di sekitar stadion, Rian akhirnya memarkirkan kendaraanya di lahan kosong berbatu di dekat pintu tribun timur.
BACA: Bupati Neneng Ngaku Sudah Komplain Soal Tarif Parkir di Taman Sehati
“Saya sebenarnya was-was juga parkir di sini, tapi tidak ada tempat lagi. Ini juga ditagihin Rp 5.000, enggak tahu resmi atau enggak. Ada tiket parkirnya tapi fotokopian,” ujar Rian.
Menurut dia, pada acara internasional sekelas Asian Games, seharusnya persoalan parkir sudah dipikirkan lebih dulu. Soalnya, lanjut dia, menyangkut kenyamanan penonton. “Jujur aja, saya nonton itu enggak tenang karena motor diparkir di luar. Entah dijagain atau enggak, ya walaupun bayar, tetap enggak yakin,” ucapnya.
Keluhan pun disampaikan Ani (27). Penonton asal Bandung itu mengaku sengaja datang ke Cikarang untuk menyaksikan pertandingan sepakbola Jepang menghadapi Vietnam. Hanya saja, dia menyayangkan sulitnya mencari parkir.
“Saya muter-muter, dari pintu yang depan katanya enggak bisa, penonton bisanya lewat belakang. Terus lewat belakang, ada polisi sama Satpol PP, jangan parkir di sini (dekat pintu masuk-red) padahal banyak motor polisi sama Satpol PP. Akhirnya disuruh parkir di kebon,” ucapnya.
Berbeda dengan Rian, Ani mengaku tidak dipungut biaya sewa parkir. Namun, Ani mengaku kesulitan memarkirkan kendaraannya, karena harus naik ke trotoar, kemudian melintasi saluran air yang mengering. “Abis gitu banyak batu, susah juga parkirnya,” ucap dia.
Berdasarkan pantauan dilapangan, lokasi parkir memang sulit didapat. Tempat yang biasanya dijadikan kantung parkir yang berada di bagian depan stadion, tepatnya di samping Taman Sehati, kali ini hanya diperuntukkan untuk kendaraan operasional petugas keamanan serta official.
BACA: Soal Parkir di Stadion Wibawa Mukti, Dishub Kabupaten Bekasi : Itu Kewenangan Disbudpora
Kantung parkir lainnya berada di lingkungan Graha Pariwisata milik Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi. Namun, bagi penonton, lokasi tersebut terbilang terlalu jauh dari pintu masuk stadion. Graha Pariwisata berada di dekat tribun barat atau VIP, sedangkan pintu masuk penonton hanya dibuka di dekat tribun timur. Parkiran di Graha Pariwisata pun tidak dikelola secara resmi melainkan oleh masyarakat sekitar.
Akibat tidak tersedianya lokasi parkir, banyak berjamur lahan parkir liar yang dikelola warga sekitar, serta ada beberapa yang mengenangan atribut sejumlah organisasi kemasyarakatan. Tarif parkir pun relatif tinggi yakni Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Harga berbeda dikenakan bagi suporter asing.
“Kalau orang asing, karena mereka kan enggak tahu, biasanya suka kami lebihin tarifnya. Bisa sampai Rp 50.000,” ujar salah seorang petugas parkir, Wendi. Hanya saja, dia enggan menyertakan lebih lanjut terkait parkir yang dikelolanya, termasuk pemasukan dalam setiap pertandingan.
Selain parkir liar, banyak penonton yang terpaksa memarkir di sembarang tempat hingga memakan hampir separuh badan jalan. Beberapa pengendara motor bahkan nekat memarkirkan kendaraanya di lahan rumput yang banyak berbatu.
Menyikapi persoalan ini, Kepala UPTD Stadion Wibawa Mukti, Candra mengakui fasilitas parkir minim. Bahkan, meski stadion berkapasitas hingga 25.000 tempat duduk, kapasitas tempat parkir hanya sekitar 300 mobil. Kondisi ini pun kerap beberapa kali disampaikan pada Pemerintah Kabupaten Bekasi.
“Memang banyak yang mengeluhkan demikian, namun kami pun sudah berkoordinasi dengan Pemkab agar dilakukan perluasan karena sekarang hanya tersedia untuk 300 mobil,” ucap dia.
Perencanaan perluasan itu, telah disampaikan pada Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bekasi selaku penyedia sarana dan pra sarana. “Grand design sudah ada di Disbudpora yang melakukan perencaan pembesaran pembuatan parkir. Namun memang untuk Asian Games belum,” tandasnya. (BC)