Nelayan di Kabupaten Bekasi Mulai Melaut Gunakan LPG

Nelayan di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, mulai beralih menggunakan LPG tiga kilogram (gas melon) sebagai bahan bakar alternatif untuk menggerakkan mesin perahu mereka saat melaut. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya operasional di tengah tantangan mencari ikan yang semakin sulit.
Nelayan di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, mulai beralih menggunakan LPG tiga kilogram (gas melon) sebagai bahan bakar alternatif untuk menggerakkan mesin perahu mereka saat melaut. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya operasional di tengah tantangan mencari ikan yang semakin sulit.

BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG – Nelayan di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, mulai beralih menggunakan LPG tiga kilogram (gas melon) sebagai bahan bakar alternatif untuk menggerakkan mesin perahu mereka saat melaut.

Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya operasional di tengah tantangan mencari ikan yang semakin sulit.

Bacaan Lainnya

Ketua Kelompok Nelayan Pantai Bahagia, Endang (51), mengungkapkan bahwa sekitar 400 nelayan di desanya telah beralih dari bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite ke LPG tiga kilogram selama tiga bulan terakhir. Para nelayan memasang konverter gas pada mesin perahu mereka untuk mendukung penggunaan LPG.

“Sekarang cari hematnya. Cari ikan semakin jauh, air laut sudah tidak sehat. Mayoritas sudah beralih pakai tabung semua di sini,” ujar Endang.

Namun, para nelayan mengeluhkan tingginya harga LPG melon yang mereka beli di warung, mencapai Rp25 ribu per tabung. Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp18.750 per tabung.

“Di sini gas cukup mahal karena kami belinya eceran dari warung-warung kecil. Akses jalan yang rusak membuat distribusi sulit. Kendaraan pengangkut juga mikir-mikir untuk kirim,” jelas Endang.

Para nelayan berharap pemerintah Kabupaten Bekasi dapat memperbaiki akses jalan menuju desa mereka agar distribusi LPG menjadi lebih lancar sehingga harga lebih terjangkau. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban para nelayan yang sudah menghadapi berbagai tantangan dalam mencari ikan.

BACA: Butuh SPBU, Nelayan Muaragembong Terpaksa Beli BBM Ke Karawang dan Jakarta

Saprudin (43), salah satu nelayan setempat mengatakan LPG lebih hemat dibandingkan Pertalite. Ia menjelaskan bahwa satu tabung gas melon dapat digunakan hingga tiga hari jika jarak tempuh melaut tidak terlalu jauh. Saprudin menambahkan bahwa satu tabung elpiji setara dengan sekitar enam liter Pertalite.

“Karena lebih irit daripada bensin. Satu tabung bisa dipakai sampai tiga hari, kalau pakai bensin bisa 10 liter. Perbandingannya satu LPG sama dengan bensin 6 liter,” ungkapnya.

Saprudin juga mengungkapkan bahwa harga Pertalite di warung kawasan pesisir mencapai Rp14 ribu per liter. Jika menggunakan bensin, ia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp100 ribu untuk sekali melaut. “Bensin langka dan mahal, satu liter disini Rp14 ribu. Jadi kalau pakai bensin Rp100 ribu sekali berangkat,” ungkapnya.

Sementara itu, dengan menggunakan LPG, ia hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu. “Kalau pakai elpiji paling antara Rp50 ribu sampai Rp70 ribu. Lebih hemat gas daripada bensin,” tutup Saprudin. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait