BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Profil serta kisah perjuangan para ulama asal Kabupaten Bekasi di masa kemerdekaan telah diabadikan dalam sebuah buku yang berjudul Ulama Pejuang Kabupaten Bekasi. Buku setebal 279 halaman itu dirilis oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.
BACA : Kiprah Ulama Kabupaten Bekasi di Masa Perjuangan Kemerdekaan Dibukukan
Ketua MUI Kabupaten Bekasi, KH. Nurul Anwar mengatakan buku tersebut mengisahkan tentang sembilan tokoh pejuang yang dinilai begitu berjasa di masa kemerdekaan tidak hanya di wilayah Kaupaten Bekasi tetapi juga ditingkat nasional.
“Buku ini diprakarsai MUI agar kita semua, tanpa terkecuali, mengenali jejak hayat para pejuang pendahulu kita, memahami alam pikirannya, dan menarik ilham dari keteladanan mereka,” kata KH. Nurul Anwar, Jumat (13/01).
Adapun kesembilan tokoh tersebut yakni Kiai Haji Abu Bakar bin Sulaiman, Kiai Haji Awing Syuhada, Kiyai Haji Djahari, Kiai Haji Mahmud Maksum dan Kiai Haji Raden Abdul Rosyad. Kemudian, Kiai Haji Muahammad Fudholi, Kiai Haji Muhammad Salim, Kiai Haji Ma’mun Nawawi serta ulama sekaligus pahlawan nasional, Kiai Haji Noer Alie.
“Sudah pasti ada yang bertanya kenapa hanya sembilan ulama yang dimuat, padahal Kabupaten Bekasi kan luas. Pertanyaan ini sangat bisa dipahami, kami pun ingin agar buku ini memuat banyak lagi ulama pejuang namun belum bisa terpenuhi. Mudah-mudahan dengan kerja bersama, MUI dapat memrakarsai buku serupa dengan mengulas banyak ulama lagi,” kata dia.
Dikatakan KH. Nurul Anwar, buku ini disusun untuk menguatkan keterkaitan kaum ulama dengan kemerdekaan bangsa. Menurut dia, ulama turut berperan menjadikan Indonesia merdeka.
“Tapi, jika buku ini menggandengkan dua kata yakni ulama dan pejuang, tidak berarti semua ulama yang ditulis riwayatnya di buku ini, semuanya turut mengangkat senjata. Sebagia ada yang berjuang mengangkat senjata, sebagian ada yang berjuang memberi pencerahan dan penyadaran kepada masyarakat. Masyarakat yang tercerahkan, akan lebih mudah untuk diajak berjuang membebaskan negeri,” kata dia.
Buku ini terbilang istimewa karena mampu menyuguhkan pejuang, khusus dari Kabupaten Bekasi. Tidak banyak buku pejuang yang membahas tentang perjuangan dan profil pejuang di tingkat lokal. Belum lagi, buku ini pun dirilis oleh instansi resmi.
“Saya pikir tidak berlebihan jika kami menganjurkan agar buku ini dimanfaatkan di seluruh lembaga pendidikan, negeri atau swasta, di Kabupaten Bekasi sebagai bahan pengayaan untuk mata pelajaran sekolah,” kata dia. (BC)