BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Kementerian Perhubungan diharapkan segera menentukan kenaikan tarif angkutan penumpang pada musim mudik Lebaran. Pasalnya, tidak adanya kepastian tarif membuat perusahaan penyedia angkutan menaikan harga sembarangan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi Suhup mengaku telah menerima sejumlah pertanyaan terkait kepastian jumlah kenaikan tarif, sejak beberapa pekan lalu. Sejumlah perusahaan otobus, kata dia, kebingungan menetapkan harga. Sedangkan para penumpang mengeluhkan adanya PO nakal yang menaikan harga hingga berlipat ganda.
“Sampai dengan hari ini tarif dari Kementerian Perhubungan itu, kami sedang mencari. Sampai hari ini kami meminta bagaimana tentang tuslah tapi belum ada. Pertanyaan dari masyarakat dan dari PO sudah ada tapi kami tidak bisa memastikan karena itu kewenangannya di Kementerian,” ujar dia saat ditemui pada gelar pasukan Operasi Ramadan dan Hari Raya di Mapolresta Bekasi, Kamis (30/06).
Menurut Suhup, kenaikan tarif angkutan masih dapat ditoleransi sepanjang kenaikannya tidak terlampau tinggi. Batas toleransi itu yakni 20-30 persen dari tarif awal. Namun Suhup mengaku tidak bisa berbuat banyak bila terdapat PO yang menaikan tarif lebih. Meski demikian, pihaknya terus melakukan monitoring terhadap kenaikan tarif angkutan.
“Kami belum ada acuan harga. Kalau kami di lapangan sepanjang belum ada dari Kementerian kami kesulitan memantau penetapan. Namun kami imbau pemilik bis agar tidak menaikan terlalu berlebihan. Kami lakukan monitoring melalui petugas yang memantau di terminal kepada PO-PO. Namun tetap, saya berharap Kementerian Perhubungan menetapkan berapa batas kenaikan tarif,” kata dia.
Di terminal Cikarang, kenaikan tarif angkutan mulai terjadi pada bus antar kota antar provinsi. Jurusan Wonosobo yang semula Rp 120.000 kategori AC ekonomi, kini Rp 205.000. Kenaikan pun terjadi untuk jurusan Yogyakarta dari Rp 260.000 menjadi Rp 405.000. Sedangkan untuk antar kota dalam provinsi belum mengalami perubahan, seperti Bandung-Jababeka yakni Rp 52.000.
Sementara itu, jumlah pemudik yang melintasi Kabupaten Bekasi diprediksi meningkat hingga 20 persen. Meningkatnya jumlah penduduk menjadi pemicu meningkatnya angka pemudik. Dinas Perhubungan mencatat, 2,5 juta orang bakal melintasi Kabupaten Bekasi sejak H-7 Lebaran.
Untuk menunjang lonjakan jumlah pemudik, sebanyak 150 bis disiapkan. “Kami sudah mendapat kepastian dari Mayasari itu 150 bis siap digunakan. Karena itu bis kota jadi bis bisa digunakan pada jurusan mana saja tergantung kebutuhan. Sesuai hitungan kami, jumlah itu cukup,” kata dia. (DB)