Kabupaten Bekasi Zero Omicron, Pemkab Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Masrikoh
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Masrikoh

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Pemerintah Kabupaten Bekasi memastikan saat ini belum ada kasus omicron yang ditemukan. Kendati demikian, warga diminta tetap waspada karena terjadi lonjakan kasus selama sepekan terakhir.

“Omicron belum ditemukan di Kabupaten Bekasi. Secara kemampuan mendeteksi varian baru ini, adanya di laboratorium di Jakarta dan Bandung. Namun setiap kasus yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri kami laporkan untuk diperiksa dan kini belum ada kasus yang ditemukan,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Masrikoh.

Bacaan Lainnya

Kendati demikian, Masrikoh tidak menyangkal jika terdapat beberapa kasus dengan status probable yang kini masih diperiksa di laboratorium milik Kemenkes maupun Pemprov Jabar. “Kita semua harapkan, yang probable ini bukan omicron,” ucap dia.

Walaupun tidak ditemukan omicron, namun kasus harian covid-19 di Kabupaten Bekasi meningkat signifikan. Berdasarkan data Pikobar Jabar, Kamis (27/1/2022) ada kenaikan 191 kasus hingga total menjadi 618 kasus aktif. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi ketiga di Jabar setelah Depok (406 kasus) dan Kota Bekasi (203 kasus).

Masrikoh mengatakan, kenaikan kasus ini bukan berasal dari penyebaran omicron melainkan dampak dari momen libur Natal dan Tahun Baru. Hal itu dibuktikan dengan penyebaran kasus yang berasal dari transmisi lokal.

“Jadi boleh dibilang ini masih dampak dari serangan Delta yang naik lagi karena libur akhir tahun kemarin. Dan ini sudah diprediksi sebelumnya,” ucap dia.

Untuk mengendalikan, lanjut Masrikoh, pihaknya terus menggenjot vaksinasi dosis 1 dan 2 serta booster meski terbatas. Sebenarnya, diakui dia, Pemkab Bekasi pun ingin mempercepat booster tidak hanya bagi tenaga kesehatan serta masyarakat kelompok rentan, namun juga untuk masyarakat umum.

Hanya saja, upaya itu terkendala ketersediaan vaksin yang terbatas. Vaksin yang ada saat ini hanya cukup untuk kebutuhan dosis 1 dan 2. “Makanya kami belum gencar untuk vaksin booster karena jumlah vaksinnya terbatas. Sehingga vaksin booster belum tersedia untuk masyarakat umum,” ucap dia.

Sementara itu, selain vaksin, Masrikoh memastikan pihaknya telah menyiapkan berbagai skema menghadapi lonjakan kasus yang masih terjadi. Salah satunya dengan mengubah RSUD Kabupaten Bekasi menjadi rumah sakit khusus covid-19.

Kemudian karantina bagi warga yang telah berpergian dari luar negeri akan ditambah. “Jadi rencananya itu akan ada double karantina. Jika telah dikarantina di Jakarta, kemudian masuk ke wilayah Jawa Barat harus karantina lagi 14 hari. Ini wacana di provinsi. Jika nantinya diterapkan, tentu kami siap. Kami sudah memiliki empat hotel khusus untuk karantina,” ucap dia. (BC)

Pos terkait