Kabupaten Bekasi Ingin Kembangkan Wisata Sejarah dan Ziarah

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi, Agus Trihono
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi, Agus Trihono

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Pariwisata ingin mendorong sejumlah tempat dan makam tokoh bersejarah yang ada di Kabupaten Bekasi untuk menjadi destinasi Wisata Sejarah dan Ziarah.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Agus Trihono belum lama ini mengatakan di tahun 2017 ini pihaknya telah mencanangkan program tersebut.

Bacaan Lainnya

Adapun tempat bersejarah yang akan dijadikan destinasi diantaranya adalah Gedung Juang Tambun, Saung Ranggon, Stasiun Lemah Abang, Masjid Al Mujahidin Cibarusah, Stasiun Kedunggede, Rumah Tuan Tanah Pebayuran, dll.

“Sementara untuk makam tokoh bersejarah, kita lagi seleksi. Siapa orang-orang yang bisa kita angkat ke permukaan untuk kita jadikan destinasi, kan ada KH. Noer Ali, KH Ma’mun Nawawi di Cibarusah, dan mungkin ada yang lainnya nanti,” kata Agus Trihono

Proses pengkajian, sambungnya, baru akan dilakukan di tahun 2018. “Di tahun 2018 kita bakal lakukan kajian-kajian. Kita pelajari dulu sejarah mereka, historis mereka kemudian pengaruh mereka terhadap Bekasi dan nasional baru nanti kita buatkan semacam tempat-tempat destinasinya,” ucapnya.

Sehingga, kata dia, besar kemungkinan program Wisata Sejarah dan Ziarah itu baru akan terelasi di tahun 2019. “Dan ketika itu sudah pantas untuk kita angkat, maka di 2019 kemunginan besar bisa kita masukan program-programnya,” kata dia.

Anggota Komunitas Historia Bekasi (KHB), Ari Sukanti menyambut baik rencana dari Pemkab Bekasi. Hanya saja, yang menjadi persoalan saat ini adalah lokasi tempat dan makam tokoh bersejarah di  Kabupaten Bekasi  berjauhan dan masih sulit diakses kendaraan umum.

“Karena lokasinya tempatnya jauh-jauh , terpencil dan susah aksesnya dengan kendaraan umum. Itu yang masih menjadi PR (pekerjaan rumah-red) bagi pemerintah saat ini,” ucapnya.

Jika dibandingkan dengan daerah tetangga, yakni Kota Bekasi sangatlah berbeda. “Beda dengan di Kota Bekasi, kalau di sana memang ada satu daerah yang lokasinya berdekatan semua dan akses kendaraan umum jauh lebih banyak. Saya rasa ini PR yang mesti diselesaikan terlebih dulu,” kata dia. (BC)

Pos terkait