Ini Penjelasan Disbudpora Soal Penemuan Batu Bata ‘Kuno’ di Karang Bahagia

Kepala Bidang Budaya di Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Bekasi, Suwartika didampingi Camat Karang Bahagia dan aparatur desa setempat saat meninjau lokasi penemuan tumpukan batu bata yang diduga merupakan bagian dari bangunan kuno, Senin (09/12).
Kepala Bidang Budaya di Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Bekasi, Suwartika didampingi Camat Karang Bahagia dan aparatur desa setempat saat meninjau lokasi penemuan tumpukan batu bata yang diduga merupakan bagian dari bangunan kuno, Senin (09/12).

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Warga Kp. Lemahabang RT 03/05 Desa Karangmukti, Kecamatan Karang Bahagia digegerkan dengan penemuan tumpukan batu bata yang diduga merupakan bagian dari bangunan kuno. Tumpukan batu bata itu ditemukan warga terkubur di dalam tumpukan tanah dengan kedalaman 3 meter di tengah proyek pembangunan embung.

Kepala Bidang Budaya di Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Bekasi, Suwartika mengatakan perlu adanya kajian lanjutan untuk memastikan apakah tumpukan batu bata tersebut ialah bangunan kuno atau bukan.

Bacaan Lainnya

“Kalau dilihat dari segi fisik, bangunannya memang hampir sama dengan bangunan pintu air. Tetapi untuk pastinya, kita akan laporkan dulu ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten agar dilakukan penelitian apakah tumpukan batu bata tersebut ialah bangunan kuno atau bukan. Nanti kita akan segera bersurat,” kata Suwartika, Senin (09/12).

Meski demikian, apabila dilihat dari segi ukuran ia menilai batu yang ditemukan itu memang mirip dengan batu bata ‘kuno’. “Kalau dari ukuran, batu batanya memang lebih besar mirip bata kuno. Tetapi, harus dicek lagi ya. Butuh penelitian lanjutan,” tuturnya.

Sedangkan terkait lempengan logam yang ditemukan di sekitar  tumpukan batu bata itu, Suwartika mengatakan logam tersebut bukanlah koin ataupun mata uang kuno, melainkan bagian dari aksesoris perhiasan. “Seperti bekas liontin, karena memang ada bekas bandulannya,” kata dia.

Ia pun meminta agar warga tidak mengkaitkan penemuan itu dengan hal-hal mistis. “Karena memang biasanya di daerah kita itu biasanya kalau ada penemuan terlalu dibesar-besarkan sama hal-hal mistik,” kata Suwartika. (BC)

Pos terkait