BERITACIKARANG.COM, PEBAYURAN – Kebijakan larangan mudik yang ditetapkan pemerintah tak melunturkan niat sebagian masyarakat untuk tetap nekat pulang ke kampung halamannya. Salah satu cara mudik menghindari penyekatan petugas itu dengan naik getek atau perahu eretan.
BACA: Halau Pemudik, Penyebrangan Perahu Eretan Bakal Ditutup
Hal ini seperti yang terlihat di Desa Kertajaya, Kecamatan Pebayuran. Sejumlah pengendara roda dua tampak dengan leluasa menyebrang dari Kabupaten Bekasi ke Karawang dengan kendaraan roda dua serta tas yang dibawanya tanpa ada pemeriksaan dari petugas. Mereka umumnya mengaku sebagai warga sekitar yang hendak berkunjung ke sanak saundara.
“Ini saya mau ke Karawang mengunjungi sanak keluarga disana,” kata Kosasih salah seorang penumpang perahu eretan, Jum’at (07/05).
Kosasih mengaku untuk bisa menyeberangi Sungai Citarum, hanya perlu mengocek biaya murah. Kata dia, cukup uang Rp 3 ribu dari kantongnya untuk membawa sepeda motornya menyeberang dari Kabupaten Bekasi ke Karawang.
“Ya kita keberatan ya kalau perahu eretan ini tidak beroperasi soalnya warga sekitar ini sangat membutuhkan. Kalau lewat jembatan kan ada petugas, jadi ya gak boleh melintas,” tuturnya.
Sementara itu, pemilik perahu eretan, Suhandi, mengaku telah diimbau untuk tidak mengoperasikan perahunya disaat kebijakan larangan mudik diberlakukan pemerintah. Namun, ia memberanikan diri karena alasan kebutuhan ekonomi jelang hari raya Idul Fitri.
“Ya kita memang diimbau kepolisian agar tidak beroperasi selama masa penyekatan katanya Pandemi. Tapi kita juga kan butuh buat lebaran ya ini kan harusnya menjelang lebaran ini banyak yang nyebrang dan kita dapet duit,” kata Suhandi.
Meski tidak ramai seperti tahun-tahun sebelumnya, Suhandi mengakui adanya sejumlah pemudik yang memanfaatkan perahu eretan untuk menyebrang dari Kabupaten Bekasi menuju Karawang maupun sebaliknya
“Kalau pemudik yang nyebrang ada tapi nggak banyak. Ya kita minta pemerintah jangan ditutup. Cukup malam aja tutupnya siang tetap beroperasi. Kalau gak beroperasi gimana kita, gak punya duit buat lebaran,” tuturnya.
Dalam sehari, Suhandi menuturkan sedikitnya ada 100 kendaraan roda dua yang memanfaatkan perahu eretan miliknya untuk menyebrangi sungai Citarum. (BEN)